Sabtu 11 Dec 2021 22:06 WIB

BRIN akan Bangun dan Kelola 17 Kebun Raya

Indonesia idealnya memiliki 47 kebun raya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu sudut Kebun Raya Cibodas di Cipanas, Cianjur, Jabar. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyebutkan, idealnya Indonesia memiliki 47 kebun raya yang merepresentasikan setiap ekoregion biodiversitas Indonesia.
Foto: Antara
Salah satu sudut Kebun Raya Cibodas di Cipanas, Cianjur, Jabar. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyebutkan, idealnya Indonesia memiliki 47 kebun raya yang merepresentasikan setiap ekoregion biodiversitas Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyebutkan, idealnya Indonesia memiliki 47 kebun raya yang merepresentasikan setiap ekoregion biodiversitas Indonesia. Melihat itu dia menyatakan, pihaknya akan membangun 17 kebun raya yang dikelola langsung oleh BRIN.

“Indonesia idealnya memiliki 47 kebun raya yang merepresentasikan 47 ekoregion biodiversitas Indonesia. Maka kami akan membangun 17 kebun raya yang dikelola langsung oleh BRIN," ungkap Handoko dilansir dari laman resmi BRIN, Sabtu (11/12).

Baca Juga

Handoko mengungkapkan, pihaknya juga akan membangun kebun raya di seluruh kawasan atau kampus yang dikelola oleh BRIN dan memiliki lahan yang luas. Kawasan yang dia maksud itu, di antaranya kawasan observatorium nasional di Gunung Timau untuk ekoregion savana yang daerah kering dan Kebun Raya di Puspitek Serpong serta Di Rumpin Kabupaten Bogor.

Dia menambahkan, dalam memudahkan proses pembangunan kebun raya di Indonesia, BRIN tidak akan membebankan pelaksanaan seluruh fungsi kebun raya di kebun-kebun raya yang dikelola oleh pemerintah daerah, universitas, dan swasta. Menurut dia, kebun raya nasional yang dikelola oleh BRIN akan melaksanakan seluruh fungsi kebun raya.

"Seperti konservasi, penelitian, edukasi, jasa lingkungan, dan wisata. Sementara untuk kebun raya lainnya yang dikelola oleh selain BRIN tidak akan kami bebankan untuk melaksanakan fungsi penelitian, hanya pada fungsi konservasi, edukasi, wisata dan jasa lingkungan," tutur dia.

Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN, Iman Hidayat, mengatakan, Indonesia masih belum mampu mengungkap dan memanfaatkan secara maksimal biodiversitas di Indonesia. Oleh sebab itu kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan menjadi keharusan.

Iman mengatakan, BRIN memiliki program dalam konservasi dan pemanfaatan biodiversitas dengan menciptakan ekosistem yang meningkatkan kompetensi SDM di bidang biodiversitas dan konservasi, pemantapan program, penguatan infrastruktur serta anggaran. Karena itu BRIN mampu menciptakan critical mass yang memadai untuk bersaing secara global.

“Kita harapkan dengan berkumpulnya dan sinergi berbagai sumber daya khususnya SDM, program, infrastruktur dan pendanaan akan mampu mencapai kondisi yang ideal bagi kita dalam mengakselerasi pencapaian target output dan outcome dari pengungkapan, konservasi dan pemanfaatan biodiversitas nasional yang berkelanjutan,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement