Jumat 26 Nov 2021 01:55 WIB

BRIN Kaji Dampak GLOW Terhadap Flora Fauna KRB

BRIN angkat suara soal kajian ilmiah mengenai dampak wisata malam GLOW

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Christiyaningsih
Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN) bersama sejumlah pihak lintas bidang Organisasi Riset (OR) dan peneliti IPB University, melakukan penelitian dampak cahaya buatan dari wisata malam GLOW, terhadap flora dan fauna yang ada di Kebun Raya Bogor (KRB).
Foto: PT Mitra Natura Raya
Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN) bersama sejumlah pihak lintas bidang Organisasi Riset (OR) dan peneliti IPB University, melakukan penelitian dampak cahaya buatan dari wisata malam GLOW, terhadap flora dan fauna yang ada di Kebun Raya Bogor (KRB).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN) angkat suara soal kajian ilmiah mengenai dampak wisata malam GLOW terhadap flora dan fauna yang ada di Kebun Raya Bogor (KRB). Sejumlah pihak lintas bidang Organisasi Riset (OR) termasuk peneliti yang berasal dari IPB University akan melakukan penelitian tersebut bersama BRIN.

Plt Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan KRB BRIN, Sukma Surya Kusumah, mengatakan riset tersebut dilakukan untuk melihat apakah ada dampak yang ditimbulkan dari keberadaan GLOW terhadap keberlangsungan flora dan fauna yang ada di KRB.

Baca Juga

Dia menyebut ada tiga riset yang akan dilakukan untuk melihat perubahan karakteristik hewan dan tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bogor. Pertama, riset tersebut akan mendalami mengenai topik permodelan spasial dampak cahaya malam buatan terhadap kesehatan tumbuhan menggunakan alat Unmanned Aerial Vehicle.

Penelitian tersebut mengidentifikasi area dan tumbuhan yang terpapar cahaya malam buatan yang ada di kawasan GLOW, baik dari dalam maupun luar kawasan KRB. Penelitian itu direncanakan akan dilakukan selama setahun mulai Januari 2022 hingha Desember 2022. Penelitian menyasar sekitar 300 pohon di KRB sebagai sampel.

“Kami akan menganalisis dampak cahaya malam buatan terhadap kandungan klorofil dan nitrogen pada daun tumbuhan yang terpapar. Studi juga mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi dampak cahaya malam buatan terhadap tumbuhan dan membangun model spasial kerentanan tumbuhan terhadap cahaya malam buatan,” kata Sukma melalui keterangannya, Kamis (25/11).

Kedua, peneliti akan menganalisis pengaruh cahaya malam buatan pada fungsi-fungsi ekofisiologi beberapa jenis tumbuhan tropis KRB. Sukma mengungkapkan penelitian ini telah dimulai sejak November 2021 dan ditargetkan selesai pada Desember 2022.

“Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya (OR Ilmu Pengetahuan Hayati), Pusat Riset Fisika (OR Ilmu Pengetahuan Teknik), dan OR Tenaga Nuklir, serta IPB University,” ujarnya.

Ketiga, para peneliti juga akan mengkaji pengaruh dampak cahaya malam buatan pada fungsi-fungsi ekofisiologi beberapa jenis tumbuhan tropis. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui spektrum atau panjang gelombang dampak cahaya malam buatan terhadap tanaman.

“Parameter yang akan diamati dalam penelitian tersebut antara lain panjang daun, luas daun, ketebalan daun, warna daun, kerapatan stomata, konduktansi stomata, klorofil total, laju fotosintesis, laju rerspirasi, senyawa metabolit sekunder, dan ekspresi gen. Ini semua akan kami amati lewat tipe cahaya, intensitas, dan durasi,” jelasnya.

Studi lapangan dan studi eksperimental botani yang dilakukan dalam penelitian ini akan berjalan selama enam bulan. Studi lapangan akan menggunakan kurang lebih 24 sampel perjenis. Sementara studi eksperimental akan menggunakan 162 sampel perjenis.

Plt. Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi, Yan Rianto, mengatakan KRB sebagai platform riset memberikan tantangan dan peluang bagi peneliti lintas disiplin ilmu, untuk melakukan kajian secara mendalam terkait koleksi flora dan fauna yang ada di KRB.

“Intinya dalam kajian ini kami akan melibatkan orang-orang yang memang kompeten di bidangnya. Hal ini bertujuan agar hasil kajian nanti muncul betul-betul valid berdasarkan hasil penelitian para ahli di bidangnya,” kata Yan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement