Selasa 23 Nov 2021 20:32 WIB

Waspada, Prediksi Serangan Siber yang Makin Ganas di 2022

Perangkat seluler menjadi target dari serangan yang luas dan canggih.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Serangan siber (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Serangan siber (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Kaspersky Global Research and Analysis Team (GreAT) merangkum sejumlah prediksi untuk membantu komunitas teknologi informasi (TI) mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan. Tahun ini, penggunaan perangkat lunak pengawasan yang dikembangkan oleh vendor swasta menjadi sorotan.

Project Pegasus telah membalikkan persepsi tentang kemungkinan serangan zero-day di dunia nyata pada iOS. Peneliti keamanan senior di Kaspersky Ivan Kwiatkowski mengatakan ada puluhan peristiwa yang terjadi setiap hari yang mengubah lanskap dunia maya.

Baca Juga

Perubahan ini cukup sulit untuk dilacak, dan bahkan lebih sulit untuk diprediksi. Namun, selama beberapa tahun terakhir, Kaspersky mampu memprediksi banyak tren masa depan di dunia keamanan siber.

 

 “Kami percaya bahwa sangat penting untuk terus melacak aktivitas terkait APT (penyerang tingkat lanjut-red), serta mengevaluasi dampak dari serangan yang ditargetkan tersebut, dan berbagi wawasan yang kami pelajari dengan komunitas secara lebih luas,” kata Kwiatkowski, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (22/11).

Berikut ini, prediksi ancaman yang ditargetkan lainnya untuk 2022 meliputi:

1. Perangkat seluler menjadi target dari serangan yang luas dan canggih. Perangkat seluler menjadi sasaran bagi penyerang. Pada 2021 Kaspersky telah melihat lebih banyak serangan zero-day di iOS daripada sebelumnya.

Tidak seperti di PC atau Mac, di mana pengguna memiliki opsi untuk menginstal paket keamanan, di iOS produk semacam itu dibatasi atau tidak sama sekali. Ini menciptakan peluang luar biasa bagi kelompok penyerang.

2. Lebih banyak serangan rantai pasokan. Peneliti Kaspersky memberikan perhatian khusus pada frekuensi kasus di mana para pelaku kejahatan siber mengeksploitasi kelemahan dalam keamanan vendor untuk membahayakan pelanggan perusahaan.

Serangan semacam itu sangat menguntungkan dan berharga bagi penyerang karena memberikan akses ke sejumlah besar target potensial. Untuk alasan ini, serangan rantai pasokan diperkirakan akan terus meningkat hingga 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement