Jumat 19 Nov 2021 19:35 WIB

WSBK Sirkuit Mandalika Bawa Berkah Bagi Warung Kopi dan Nasi

Omzet pedagang nasi dan kopi di Mandalika naik hingga mencapai tujuh kali lipat.

Pedagang sayur mengendari motor melintasi tunnel atau terowongan di bawah Sirkuit Mandalika, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB (ilustrasi). Omzet pedagang nasi dan kopi di sekitar Sirkuit Mandalika meningkat, makin naik saat ajang balap World Superbike (WSBK) digelar.
Foto: ANTARA/AHMAD SUBAIDI
Pedagang sayur mengendari motor melintasi tunnel atau terowongan di bawah Sirkuit Mandalika, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB (ilustrasi). Omzet pedagang nasi dan kopi di sekitar Sirkuit Mandalika meningkat, makin naik saat ajang balap World Superbike (WSBK) digelar.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, dinilai membawa berkah bagi warga lokal yang berjualan kopi dan nasi. Kedatangan para penonton maupun kru dan pembalap pada ajang itu dimanfaatkan menjadi ladang rezeki bagi mereka maupun pedagang kaki lima di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

"Kami sangat senang dan menyambut baik Sirkuit Mandalika ini," kata Mariani, pemilik warung kopi di Dusun Rangkep, Desa Kuta, Kecamatan Pujut atau depan pintu masuk Sirkuit Mandalika di Praya, Lombok Tengah, Jumat (19/11).

Baca Juga

Mariani mengatakan balapan motor Sirkuit Mandalika ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sejak ada kegiatan pembangunan di Sirkuit Mandalika pada 2020, omzet penjualannya terus mengalami peningkatan. Adanya ajang WSBK ini membuatnya semakin meningkat drastis.

"Tentu ini rezeki dan peluang bagi kami untuk berusaha, meskipun hanya menjual kopi dan makanan ringan," katanya.

Sebelum ada Sirkuit ini pendapatan warungnya dalam sehari itu Rp150 ribu. Namun sejak mulai ramai atau WSBK ini digelar, pendapatannya bisa mencapai Rp1 juta lebih atau tujuh kali lipat. "Sehari saat ini dapat berjualan Rp1 juta, kadang Rp500 ribu sebelum ada kegiatan. Itu semua dari penjualan kopi, soto dan gorengan dan makanan ringan lain. Harga tentunya sesuai, yang penting ada untungnya. Kopi Rp7 ribu dan soto Rp15 ribu," katanya.

Hal yang sama dikatakan oleh Fitri, pemilik warung nasi di area luar Sirkuit Mandalika bahwa omzet penjualan warung nasi mulai meningkat sejak ada pembangunan Sirkuit Mandalika dan sejak beberapa pekan terakhir sejak digelar IATC dan WSBK ini. "Alhamdulilah karena ramai, banyak yang beli," katanya.

Ia mengatakan, omzet penjualannya pada hari biasa sebelum ada ajang balapan ini Rp200 ribu sampai Rp400 ribu. Kemudian setelah mulai ada balapan omzetnya semakin naik, bahkan per hari bisa mendapatkan Rp1,5, juta."Harga nasi campur Rp15 ribu-Rp20 ribu," katanya.

Olah karena itu, ia berharap pemerintah terus melaksanakan berbagai kegiatan di KEK Mandalika khusus Sikuit Mandalika, supaya ekonomi masyarakat bisa meningkat."Harapan kami banyak kegiatan yang digelar, supaya ramai," katanya.

Sebelumnya, Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri mengatakan, WSBK di Sirkuit Mandalika itu akan membawa dampak bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pascapandemi COVID-19.

"Ini akan menjadi awal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan kemajuan pembangunan di Lombok Tengah khususnya serta kebangkitan pariwisata NTB," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement