Senin 01 Nov 2021 05:16 WIB

Jokowi Undang Para Pemimpin Dunia ke Bali pada 2022

Indonesia untuk pertama kalinya akan memegang presidensi G20.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi (kiri) dan Presiden Joko Widodo
Foto: ANTARA/REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Perdana Menteri Italia Mario Draghi (kiri) dan Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima secara simbolis estafet keketuaan atau Kelompok 20 (G20) pada Ahad (31/10), Roma, Italia. Indonesia untuk pertama kalinya akan memegang presidensi G20 yang merupakan forum global beranggotakan negara-negara penyumbang 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia.

Presiden Jokowi juga secara langsung mengundang para pemimpin dunia untuk melanjutkan diskusi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia yang rencananya digelar di Bali pada 30-31 Oktober 2022. "Kami akan menjamu Yang Mulia dan Bapak, Ibu, di ruang terbuka, di hamparan pantai Bali yang indah, yang menginspirasi gagasan-gagasan inovatif untuk produktivitas G-20 ke depan. Sampai bertemu di Indonesia. Terima kasih," kata Presiden Jokowi sebagaimana keterangan dari Biro Pers Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin (1/11) dini hari.

Baca Juga

Pada sesi penutupan KTT G20 Roma, Italia, Ahad (31/10) waktu setempat, Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara simbolis menyerahkan palu kepada Presiden Jokowi. Kemudian, Presiden Jokowi mengetukkan palu.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi Italia yang telah berhasil memegang presidensi G20 2021. "Saya sampaikan selamat kepada Italia yang telah sukses menjalankan presidensi G20 di tahun 2021. Indonesia merasa terhormat untuk meneruskan presidensi G20 di tahun 2022," kata Presiden Jokowi.

Presiden menjelaskan bahwa kekuataan Indonesia dalam G20 akan mendorong upaya bersama bagi pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar Recover Together, Recover Stronger. Pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan, menjadi komitmen utama kepemimpinan Indonesia dalam G20.

"Upaya tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa, terutama melalui kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti. G-20 harus menjadi motor pengembangan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi ini. Hal ini yang harus terus kita perdalam pada pertemuan-pertemuan kita ke depan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement