Rabu 13 Oct 2021 13:02 WIB

Indonesia dan Turki Prihatin dengan Situasi Myanmar

Menlu RI Retno Marsudi menggelar pertemuan bilateral dengan Menlu Turki.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi
Foto: Kena Betancur/Pool Photo via AP
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menggelar pertemuan bilateral dengan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu dalam kunjungan kerja resmi Retno ke Ankara, Senin-Selasa (11-12/10) waktu setempat. Dalam pertemuan, keduanya membahas berbagai isu yang berhubungan dengan kerja sama kedua negara hingga membahas sejumlah isu regional dan global.

"Dengan Menlu Turki, saya menyampaikan perkembangan terkini di kawasan termasuk rencana KTT ASEAN dan KTT lainnya," ujar Retno dalam briefing media yang disiarkan melalui saluran YouTube Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (12/10) malam.

Baca Juga

Selain itu, kedua menlu membahas soal pengungsi Rohingya. Retno mengatakan, Indonesia dan Turki adalah negara yang sangat aktif mendorong penyelesaian isu Rohingya. Keduanya juga sangat menyayangkan krisis politik yang saat ini terjadi di Myanmar sehingga membuat upaya untuk menyelesaikan masalah Rohingya menjadi semakin sulit. "Kita memiliki keprihatinan yang sama terhadap krisis politik di Myanmar," ujarnya.

Menyoal Afghanistan, Turki dan Indonesia menggarisbawahi kebutuhan dan kepentingan untuk membantu mengatasi situasi politik hingga aspek kemanusiaan di negara tersebut. Kedua negara akan terus melakukan komunikasi cara terbaik bagi kedua negara serta negara sejalur dan sehaluan agar dapat membantu rakyat Afghanistan.

Pada September lalu, Indonesia berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan sebesar tiga juta dolar AS melalui mitra lokal terpercaya. Hal tersebut merupakan dukungan konkret dari Indonesia untuk rakyat Afghanistan.

Dari total bantuan tersebut, sebesar 150 ribu dolar AS diperuntukkan bagi bantuan kemanusiaan dalam situasi darurat. Sementara sebesar 2,85 juta dolar AS ditujukan untuk mendukung pembangunan di Afghanistan selama 3 tahun ke depan, khususnya kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan pertambangan.

Seperti dilansir laman Daily Sabah, Rabu (13/10), pada awal Oktober, Turki telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan melalui jalur darat melewati Pakistan berupa 33 ton bantuan pangan. Bantuan tersebut akan menutupi kebutuhan satu bulan dari 16.000 orang di negara yang telah mengalami gelombang migrasi ke luar negeri dan menghadapi ketidakpastian setelah pengambilalihan Taliban.

Duta Besar Turki di Kabul Cihad Erginay mengatakan lebih banyak bantuan akan dikirimkan dalam beberapa bulan mendatang. Duta Besar Erginay mendesak masyarakat internasional untuk mengambil bagian dalam upaya bantuan kemanusiaan di Afghanistan.

"Bulan Sabit Merah Turki dan lembaga Turki lainnya akan terus membantu rakyat Afghanistan. Ini adalah tugas kemanusiaan kita," katanya. Erginay menambahkan, Afghanistan sudah lama menderita dari masalah seperti kekeringan hingga pandemi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement