Senin 11 Oct 2021 21:11 WIB

Allianz Life Transformasi Kanal Bancassurance

Peran perbankan masih penting sebab lebih dari 100 juta orang adalah nasabah bank.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Asuransi Allianz Life (ilustrasi). Allianz Life Indonesia melakukan transformasi pada kanal distrinusi bancassurance.
Foto: asuransiallianz.com
Asuransi Allianz Life (ilustrasi). Allianz Life Indonesia melakukan transformasi pada kanal distrinusi bancassurance.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) melakukan transformasi digital dalam mengembangkan bisnis syariah. Direktur & Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life, Bianto Surodjo, menjelaskan, transformasi khususnya dilakukan pada kanal distribusi bancassurance.

Menurut Bianto, peran perbankan masih sangat penting mengingat lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia adalah nasabah bank. "Bank juga dianggap kredibel bagi nasabah, sehingga bank atau bancassurance masih menjadi saluran yang sangat relevan untuk menjangkau sebagian besar Indonesia," kata Bianto melalui keterang tulis yang dikutip pada Senin (11/10).

Baca Juga

Bianto menjelaskan, transformasi digital diawali dengan berkembangnya sistem pembayaran digital. Dimana ekosistem yang terbentuk dan keterhubungan telah meningkatkan kemudahan bagi para pengguna.

Industri asuransi akan mengalami perjalanan yang mirip dengan sistem pembayaran digital yang dimulai dari pembentukan ekosistem. Kemudian pengguna akan menentukan model operasi tersebut diterima dengan baik atau tidak. 

Bisnis digital juga saat ini didominasi oleh e-commerce, sedangkan perbankan mengejar solusi disrupsi yang dilakukan perusahaan digital. Kombinasi dari semuanya menjadi jangkar dalam bisnis digital, karena mereka dapat mencapai lebih dari 100 juta orang secara bersamaan.

Pertumbuhan bisnis dapat terjadi dengan memanfaatkan ekosistem tersebut secara efektif. Bekerja sama dengan pihak lain yang telah memiliki ekosistem digital akan menjangkau masyarakat yang belum tersentuh produk asuransi sebelumnya. 

"Hal itu memberikan customer journey yang sederhana, termasuk di dalamnya pembayaran, menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan peningkatan angka penetrasi asuransi di Indonesia," tutur Bianto.

Menurut Bianto, digitalisasi tidak dapat diimplementasikan pada semua produk asuransi. Digitalisasi, tidak hanya dalam kerangka penjualan digital sepenuhnya, tapi juga solusi digital yang sifatnya hibrid. Sebab produk yang lebih kompleks masih memerlukan interaksi antar manusia dalam prosesnya. 

Di Allianz, Bianto menjelaskan, proses digital secara end-to-end diterapkan mulai dari proses pembelian polis asuransi dengan tatap muka digital, proses pembayaran dan aktivitas pasca pembelian secara digital, klaim dan layanan transaksi digital untuk nasabah, sampai dengan program loyalty.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement