Senin 11 Oct 2021 21:07 WIB

Jokowi Minta Perbankan Mudahkan Kredit Sektor Tekstil

Kemudahan akses perbankan bagi sektor ini dinilai penting untuk meningkatkan ekspor.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerj menjahit pakaian jadi di salah satu pabrik garmen di Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (ilustrasi). Jokowi meminta perbankan memudahkan kredit bagi sektor tekstil dan garmen.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pekerj menjahit pakaian jadi di salah satu pabrik garmen di Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (ilustrasi). Jokowi meminta perbankan memudahkan kredit bagi sektor tekstil dan garmen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar mengimbau sektor perbankan untuk memberikan kemudahan kredit bagi industri tekstil dan garmen. Kemudahan akses perbankan bagi sektor ini dinilai penting untuk meningkatkan nilai ekspor.

"Kepada OJK untuk imbau perbankan, untuk memberikan kemudahan bagi sektor tekstil dan garmen. Karena ini jangka pendek yang dibutuhkan untuk meningkatkan ekspor adalah kemudahan modal kerja," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai menghadiri acara OJK Virtual Innovation Day 2021, di Kompleks Istana Presiden, Senin (11/10).

Baca Juga

Menurut Airlangga, sektor industri tekstil dan garmen ini menjadi perhatian Presiden Jokowi. Kondisi pandemi di negara lain seperti Vietnam saat ini yang tengah menerapkan kebijakan karantina wilayah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai ekspor garmen di Tanah Air.

"Kemarin ketika Bapak Presiden ke Jogja, juga dilaporkan ekspor garmen dari Jogja meningkat," ucap Airlangga.

Airlangga mengatakan, sektor industri menengah ini perlu menjadi sasaran kemudahan akses kredit perbankan. Apalagi, kata dia, saat ini perbankan juga memiliki dana dari pihak ketiga yang mencukupi. Menurut Airlangga, Presiden Jokowi pun menyoroti pengembangan kredit saat ini.

"Untuk pengembangan kredit di sektor usaha kecil dan menengah sudah baik, juga terkait dengan kredit usaha rakyat dan untuk sektor-sektor yang besar terlihat bahwa mereka masih menikmati harga komoditas yang tinggi. Tentu kita harus berhati-hati karena harga komoditas ini sifatnya siklus, jadi harus siap yang lebih berkelanjutan," kata dia menjelaskan.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, industri menengah terutama tekstil memiliki pasar yang cukup besar yang perlu menjadi perhatian. Karena itu, ia pun mengimbau perbankan dan keuangan agar bisa memberikan perhatian lebih besar pada sektor ini. Sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan produksi tekstil dan juga nilai ekspor.

"Tekstil prospeknya bagus dalam waktu pandemi ini. Sehingga kita harapkan nanti kita bisa memberikan atensi yang lebih besar kepada industri tekstil ini. Sepertinya mulai dari kebijakan pemerintah apa yang dilakukan terutama OJK kita akan menaruh perhatian khusus mengenai ini," ungkap Wimboh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement