Selasa 21 Sep 2021 20:47 WIB

Kiprah Sukses Aplikasi Discord di Masa Pandemi

Discord menjadi salah satu wadah favorit baru untuk saling terhubung di masa pandemi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa pandemi, Zoom bukan satu-satunya aplikasi yang mengalami pertumbuhan signifikan. Ada pula Discord yang ikut melejit dan makin terkenal di jagat dunia peraplikasian.

Awalnya, popularitas Discord berangkat dari kalangan gamer. Dilansir dari Financial Times, Rabu (15/9), jumlah pengguna Discord tercatat berlipat ganda pada 2020 karena para pemain gim membawa teman-teman yang bukan pemain gim ke dalam platform Discord.

Baca Juga

Faktor pembatasan mobilitas, memang memaksa mereka yang kebanyakan berusia 13-24 tahun mulai terbiasa bersosialisasi secara daring.

Discord memiliki tiga versi aplikasi, yakni aplikasi desktop, seluler, atau pengguna dapat menggunakannya langsung di peramban. Semuanya dapat diakses secara gratis di semua toko aplikasi.

Namun, ada juga Discord versi langganan premium, bernama Nitro yang menambahkan emoji eksklusif, avatar animasi, dan resolusi video lebih tinggi. Saat ini, rata-rata pengguna dapat menghabiskan 9,99 dolar Amerika Serikat (AS) per bulan untuk langganan Nitro.

Kepala Kemitraan Talent Discord, Kenny Layton, menjelaskan, yang membuat Discord istimewa adalah ia menawarkan kepada semua orang, sebuah ruang daring di mana pengguna dapat hang out dan menghabiskan waktu bersama teman dan komunitasnya.

"Kami telah melihat hal ini, semakin diperlukan sejak pandemi datang. Karena banyak orang beralih ke layanan kami untuk tetap dapat terhubung dengan mereka yang tidak dapat mereka lihat secara langsung," ujarnya, seperti dikutip dari EDM.com.

Tak hanya para pengguna biasa, saat ini Discord juga banyak dilirik oleh para artis atau nama besar lainnya, untuk dapat tetap terhubung dengan para penggemar. "Kami memberi artis dan penggemar platform komunikasi multisaluran yang selalu aktif dan merupakan ruang yang aman untuk berinteraksi satu sama lain. Kami suka menyebut diri kami restoran internet 24 jam, di mana komunitas dapat datang dan berkumpul dengan satu sama lain kapan pun mereka mau," ujar Layton.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement