Kamis 09 Sep 2021 16:40 WIB

Kegelisahan Ulama Turki Atas Banyaknya Narapidana Usia Muda

Syekh Said Nursi prihatin terpuruknya remaja dalam kriminalitas

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Said Nursi prihatin terpuruknya remaja dalam kriminalitas. Ilustrasi penjara
Foto: Presstv.ir/ca
Syekh Said Nursi prihatin terpuruknya remaja dalam kriminalitas. Ilustrasi penjara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Sangat banyak masyarakat Indonesia yang memiliki harus mengalami hukum di penjara karena kejahatan yang dilakukannya. Bahkan, penguhuni lapas dan rutan sudah melebihi kapasitas.  

Berdasarkan dara per 14 Februari 2021, terdapat 252.384 orang warga binaan pemasyarakatan, terdiri dari narapidana dan tahanan. 

Baca Juga

Dari sekian banyak tahanan tersebut terdapat pula anak muda, yang seharusnya mencermati surat dari ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi.  

Said Nursi mengatakan, para tahanan adalah orang yang paling membutuhkan pelipur lara hakiki yang terdapat dalam Risalah Nur, terutama para pemuda  yang mendapat “tamparan didikan” akibat memperturutkan hawa nafsu dan gelora masa muda, sehingga menjalani dan menghabiskan usia bersinar mereka di penjara.  

"Karena itu, mereka membutuhkan  Risalah Nur sama seperti kebutuhan mereka terhadap nasi," ujar Nursi dalam buku "Tuntunan Generasi Muda" terbitan Risalah Nur.  

Menurut Nursi, masa muda lebih menuruti keinginan perasaannya dibanding menuruti akal.  Sementara, sebagaimana kita ketahui bersama, hawa nafsu tidak melihat akibat yang ada. Karena itu, nafsu lebih mengutamakan satu ons “kenikmatan sekarang” dibanding satu ton “kenikmatan mendatang”. 

Misalnya, seorang pemuda tega membunuh orang untuk kenikmatan semenit dalam melakukan tindakan balas dendam. 

Setelah itu, dia pun harus mengalami delapan ribu jam penderitaan di penjara. Seorang pemuda rela menikmati satu jam dalam permainan dan kesia-siaan di mana setelah itu dia mengalami derita selama ribuan hari di penjara disertai rasa cemas terhadap musuh yang menanti dan memata-matainya.  

"Demikianlah para pemuda kehilangan kebahagiaan hidup digantikan dengan kecemasan dan kerisauan, serta ketakutan dan kepedihan," kata Nursi.  

Atas dasar itu, lanjutnya, para pemuda malang jatuh pada berbagai dilema dan persoalan berat sehingga hari-hari indah mereka berubah menjadi hari yang paling pahit dan kelam.     

"Namun, ketika setiap pemuda menjaga dirinya dengan pendidikan Alquran, serta memeliharanya dengan hakikat Risalah Nur, maka dia akan menjadi pemuda pahlawan, manusia sempurna, Muslim yang bahagia, serta pemimpin bagi seluruh makhluk," ucap Nursi.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement