Rabu 08 Sep 2021 16:30 WIB

Kemensos Siapkan Rp 138 Miliar untuk Bansos Anak Yatim

Bansos akan diberikan selama empat bulan kepada anak yatim akibat Covid-19.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini saat memberi motivasi kepada anak- anak yang berstatus yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19, di pendopo rumah dinas Bupati Semarang, di Ungaran, Jawa Tengah, Jumat (3/9) petang.
Foto: Republika/bowo pribadi
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini saat memberi motivasi kepada anak- anak yang berstatus yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19, di pendopo rumah dinas Bupati Semarang, di Ungaran, Jawa Tengah, Jumat (3/9) petang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyediakan dana Rp 138 miliar lebih untuk bantuan sosial (bansos) bagi anak yatim, piatu, ataupun yatim dan piatu akibat orang tuanya meninggal karena Covid-19. Anggaran sebanyak itu diperkirakan cukup untuk 173 ribu lebih anak hingga akhir tahun ini.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos, Harry Hikmat, mengatakan, dana sebanyak itu didapat dari anggaran Kemensos yang belum terserap. Jumlah persisnya Rp 138.687.903.000.

Baca Juga

"Dari seluruh anggaran yang ada, alhamdulilah perkiraan tahun ini bisa meng-cover 173 ribu lebih untuk anak yatim piatu," kata Harry dalam sebuah webinar, Rabu (8/9).

Jumlah persis anak yatim piatu yang akan menerima bansos adalah 173.360 anak. Estimasi itu, kata dia, didapat dengan mengasumsikan tiap anak mendapat bansos rata-rata Rp 200 ribu per bulan. Bansos akan diberikan selama empat bulan atau September, Oktober, November, dan Desember.

Kemensos sebenarnya merencanakan besaran bansos  yang lebih besar bagi anak yatim piatu. Harry menyebut, pihaknya merencanakan bansos senilai Rp 300 ribu untuk anak yang belum bersekolah. Artinya, dalam empat bulan, masing-masing anak akan menerima Rp 1,2 juta. Sedangkan untuk anak yang sudah bersekolah direncanakan bansos senilai Rp 200 ribu per bulan selama empat bulan juga.

Adapun jumlah anak yatim piatu terdampak Covid-19 yang sudah terdata, kata Harry, jumlahnya mencapai 25.202 anak. Anak yatim piatu itu tersebar di seluruh provinsi. Terbanyak ada di Provinsi Jawa Barat dengan 9.639 anak, lalu Jawa Tengah dengan 9.293 anak, dan DKI Jakarta 2.178 anak. Paling sedikit di Papua Barat dengan tiga anak.

Harry menyebut, angka 25.202 itu baru yang terlaporkan hingga 7 September. Sedangkan data tambahan terus masuk setiap harinya dari pemerintah kota/kabupaten. Oleh karenanya, jumlahnya bisa terus bertambah.

Dengan jumlah anak yang terdata sekarang, kata dia, anggaran yang tersedia sudah mencukupi. Sebab anggaran Rp 138 miliar itu diestimasikan untuk 173 ribu lebih anak. Kalau angkanya bergerak melebihi ketersediaan anggaran, maka anak yang belum dapat bansos akan diberikan tahun depan.

"Kalau tidak bisa tahun ini, kita lanjut tahun depan. Tahun depan direncanakan bansos untuk 4 juta anak yatim piatu, yang kami usulkan (anggarannya) ke Kementerian Keuangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement