Rabu 18 Aug 2021 09:28 WIB

Baradar Pulang ke Afghanistan, Jadi Presiden?

Banyak yang bersorak bertemu Baradar saat dia pulang ke Kandahar.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin politis top Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar (ketiga dari kiri) bersama delegasi Taliban lainnya tiba untuk melakukan pembicaraan di Moskow, Rusia, 28 Mei 2019.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Pemimpin politis top Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar (ketiga dari kiri) bersama delegasi Taliban lainnya tiba untuk melakukan pembicaraan di Moskow, Rusia, 28 Mei 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar telah kembali ke Afghanistan dari Qatar pada Selasa (17/8). Kemungkinan besar dia akan menggantikan posisi Ashraf Ghani yang sebelumnya menjabat sebagai presiden Afghanistan.

Seperti dikutip dari BBC, rekaman menunjukkan orang banyak yang bersorak-sorai bertemu Baradar saat dia mengendarai mobil dari bandara Kandahar. Kandahar adalah tempat kelahiran spiritual kelompok itu dan pangkalan terpenting mereka sebelum digulingkan dalam kampanye militer pimpinan Amerika Serikat (AS) 20 tahun lalu.

Baca Juga

Kedatangan Baradar dari kerajaan Teluk menandai kembalinya kepemimpinan pemimpin Taliban itu di Afghanistan. Dia telah menghabiskan berbulan-bulan memimpin negosiasi tentang penarikan pasukan AS.

Baradar lahir di Provinsi Uruzgan dan dibesarkan di Kandahar, yang sekaligus menjadi awal mula pergerakan Taliban. Masa kecilnya dibebani dengan pertumpahan darah selama invasi Uni Soviet pada dekade 1970-an, yang ikut mendorongnya mengangkat senjata.

Usai kepergian Uni Soviet, Baradar membantu saudara iparnya, Mohammad Omar, membuka sebuah pesantren yang mengkampanyekan pembentukan kekhalifahan Islam. Kekuatan Taliban semakin menguat dan menarik perhatian dinas rahasia Pakistan yang lalu membantu Omar merebut kekuasaan pada 1996.

Periode awal masa keemasan tersebut, Baradar dianggap sebagai ahli strategi dan arsitek kejayaan Taliban. Namun, menyusul invasi Amerika Serikat (AS) pada 2001, dia dikabarkan mendekati Presiden Hamid Karzai untuk menawarkan kesepakatan agar Taliban dilibatkan dalam pemerintahan.

Tapi Baradar justru ditangkap di Pakistan pada 2010 dan dibebaskan atas permintaan dari Presiden AS Donald Trump pada 2018. Saat itu militer AS meyakini Baradar yang cenderung berpandangan moderat bisa memimpin tim negosiasi Taliban. Sejak itu dia hidup di Doha, Qatar, hingga penaklukan Kabul pada 15 Agustus 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement