Ahad 08 Aug 2021 08:51 WIB

PM Inggris tak Jalani Isolasi Meski Staf Positif Covid-19

Boris Johnson dikritik karena terkesan menganggap publik bodoh.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
PM Inggris tak Jalani Isolasi Meski Staf Positif Covid-19. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kiri).
Foto: AP/Alastair Grant/AP Pool
PM Inggris tak Jalani Isolasi Meski Staf Positif Covid-19. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tidak perlu menjalani isolasi mandiri usai seorang anggota staf yang mengikuti perjalanannya baru-baru ini ke Skotlandia positif terinfeksi virus corona jenis baru (Covid-19). 

Media lokal melaporkan anggota staf Johnson sempat menemaninya ke beberapa tempat di Skotlandia seperti akademi kepolisian negara itu, serta berada dalam satu pesawat yang sama dengannya. Namun, ia tidak melakukan kontak dekat. Berdasarkan keterangan dari juru bacara kantor perdana menteri, tidak dibutuhkan karantina atau isolasi mandiri. 

Baca Juga

“Perdana Menteri secara teratur mengunjungi komunitas di seluruh Inggris dan semua aspek kunjungan dilakukan sesuai dengan panduan kesehatan selama pandemi Covid-19,” ujar juru bicara Downing Street pada Sabtu (7/8).

Juru bicara tersebut menekankan Johnson belum melakukan kontak dekat dengan siapa pun yang dites positif. Pada bulan lalu, ia bersama dengan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak harus menjalani karantina sesuai dengan pedoman kesehatan nasional. 

“Jelas Perdana Menteri belum belajar apapun dari apa yang terjadi terakhir kali, di mana ia mencoba membuat alasan berada di atas aturan yang harus diikuti semua orang,” kata Anneliese Dodds dari Partai Buruh oposisi yang mengkritik sikap Johnson saat ini.

Dodds juga mengatakan apa yang dilakukan Johnson terkesan menganggap publik bodoh. Ini adalah contoh lain dari satu aturan untuk mereka, sementara aturan lainnya berlaku untuk semua orang.

 

https://www.reuters.com/world/uk/uk-pm-johnson-wont-isolate-after-staff-members-positive-covid-test-2021-08-07/?rpc=401&

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement