Jumat 16 Jul 2021 07:33 WIB

Studi Kaitkan Kasus Kanker dengan Konsumsi Alkohol

Pandemi meningkatkan frekuensi minum alkohol di rumah.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Manfaat tidak minum alkohol (ilustrasi). Konsumsi alkohol telah terbukti menyebabkan kerusakan DNA melalui peningkatan produksi bahan kimia berbahaya dalam tubuh dan memengaruhi produksi hormon.
Foto: www.freepik.com.
Manfaat tidak minum alkohol (ilustrasi). Konsumsi alkohol telah terbukti menyebabkan kerusakan DNA melalui peningkatan produksi bahan kimia berbahaya dalam tubuh dan memengaruhi produksi hormon.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Studi terkini meninjau hubungan sejumlah kasus baru kanker sepanjang tahun lalu dengan konsumsi alkohol. Secara global, alkohol dikaitkan dengan 740 ribu kasus kanker yang terdiagnosis pada 2020. Penelitian digagas oleh International Agency for Research on Cancer di Prancis.

Riset menunjukkan, minuman beralkohol utamanya berkontribusi pada kasus kanker kerongkongan, kanker hati, dan kanker payudara. Konsumsi alkohol telah terbukti menyebabkan kerusakan DNA melalui peningkatan produksi bahan kimia berbahaya dalam tubuh dan memengaruhi produksi hormon.

Baca Juga

Alkohol juga dapat memperburuk efek penyebab kanker dari zat lain, seperti tembakau. Di sisi lain, kondisi ketidakpastian dan kecemasan akibat pandemi justru meningkatkan frekuensi minum alkohol di rumah, yang disebut sebagai "Covid hangover".

 

Berdasarkan studi, sebanyak empat persen dari semua kasus kanker yang baru didiagnosis secara global tahun lalu mungkin terkait dengan kebiasaan minum alkohol. Kasus pada pasien pria tercatat lebih dari tiga perempat dari jumlah keseluruhan.

Di Irlandia, minuman keras menyumbang 3,9 persen kasus kanker baru tahun lalu, dengan diagnosis pada 670 pria dan 380 perempuan. Inggris sedikit lebih tinggi dengan perkiraan empat persen kasus kanker terkait dengan alkohol, dengan 16.800 pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement