Jumat 16 Jul 2021 06:33 WIB

9 Perusahaan Baterai Dukung Indonesia di Pasar Mobil Listrik

Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia untuk kebutuhan baterai.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengisian baterai mobil listrik(ilustrasi)
Foto: antara
Pengisian baterai mobil listrik(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki jumlah sumber daya nikel yang terbesar di dunia. Potensi ini pun diharapkan mampu membuat Indonesia bisa jadi negara strategis dalam pasar electric vehiccle (EV).

Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, saat ini telah terdapat sembilan perusahaan baterai yang siap untuk mendukung Indonesia dalam pasar EV. "Sembilan perusahaan itu terdiri dari lima perusahaan pengolah bahan baku baterai dan empat perusahaan produsen baterai," kata Agus Gumiwang dalam saat menyampaikan keynote speech dalam Investor Daily Summit 2021.

Baca Juga

Dalam sesi diskusi dengan tema Mendorong Industri Otomotif Ramah Lingkungan pada Rabu (14/7), disebut bahwa kesembilan perusahaan itu merupakan industri yang terletak di Sumatera, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Diharapkan, industri itu nantinya tak hanya mampu memenuhi kebutuhan baterai di dalam negeri tapi juga melakukan ekspor baterai untuk kebutuhan EV global.

"Indonesia merupakan negara yang jumlah memiliki sumber daya nikel terbesar di dunia. Karena, 30 persen sumber daya nikel yang ada terletak di wilayah Indonesia," ucapnya.

Cadangan nikel yang terdapat di Indonesia sendiri totalnya ada sebanyak 21 juta ton. Potensi ini pun diharapkan bisa dioptimalkan dengan baik mulai dari proses eksplorasi, produksi hingga soal pengelolaan limbah.

Dalam mobil listrik sendiri, baterai merupakan salah satu komponen utama penentu performa dan kepraktisan dari EV. Selain itu, baterai juga jadi salah satu komponen utama yang menentukan harga dari kendaraan listrik.

Berkaitan dengan optimalisasi produksi EV di dalam negeri, saat ini pemerintah telah menetapakan road map produksi electric vehicle (EV). "Target produksi EV roda empat atau lebih pada 2025 adalah sekitar 400 ribu unit, kemudian pada 2030 meningkat jadi 600 ribu dan pada 2035 ditargetkan mencapai satu juta unit," kata dia.

Ia juga mengungkap bahwa target itu perlu diimbangi dengan sejumlah strategi. Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan himbauan penggunaan EV sebagai kendaraan operasional sejumlah instansi pemerintah.

Ditargetkan, jumlah EV yang digunakan instansi pemerintah pada 2025 telah mencapai 65 ribu unit. Kemudian, pada 2030 jumlahnya bisa ditingkatkan menjadi 130 ribu unit.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement