Selasa 13 Jul 2021 00:02 WIB

Ini Sosok Kontroversial Presiden Haiti yang Berakhir Tragis

Di bawah kepemimpinan Presiden Moise ekonomi Haiti memburuk.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
(FILE) - Presiden Haiti Jovenel Moise menjawab pertanyaan saat wawancara di Port au Prince, Haiti, 05 Desember 2019 (diterbitkan ulang 07 Juli 2021).
Foto: EPA-EFE/JEAN MARC HERVE ABELARD
(FILE) - Presiden Haiti Jovenel Moise menjawab pertanyaan saat wawancara di Port au Prince, Haiti, 05 Desember 2019 (diterbitkan ulang 07 Juli 2021).

REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE -- Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise yang terjadi pada 7 Juli lalu masih menjadi misteri. Kendati para pelaku telah tertangkap, motif dan dalang di balik aksi tersebut belum terungkap.

Seperti dikutip laman the Guardian, Moise resmi menjabat sebagai presiden pada 2017. Kala itu Haiti, yang notabene merupakan negara termiskin di Amerika, masih berusaha pulih dari gempa dahsyat 2010 dan badai Matthew.

Baca Juga

Namun di bawah kepresidenannya, kehidupan warga Haiti semakin memburuk. Pengangguran meluas dan inflasi melonjak. Bahan makanan serta bahan bakar pun langka.

Di tengah keterpurukan, muncul laporan tentang penggelapan dana miliaran dolar oleh para pejabat pemerintah dari proyek pembelian bahan bakar murah Venezuela. Kesepakatan itu dikenal dengan Petrocaribe. Laporan lebih lanjut mengaitkan dua perusahaan milik Moise dengan penyalahgunaan dua miliar dolar AS dari dana tersebut.

Moise membantah melakukan kesalahan. Dalam sebuah langkah yang dilihat oleh para pengkritiknya sebagai pembalasan, ia menangguhkan dua pertiga senat yang menuduhnya, serta semua 119 anggota majelis deputi pada tahun 2020, dengan. Moise berdalih mandat mereka telah berakhir setelah ia gagal menyelenggarakan pemilihan legislatif pada 2019.

Ketika warga Haiti turun ke jalan untuk melakukan protes, Moise mengambil tindakan yang ekstrem. Ia menugaskan geng-geng bersenjata untuk meneror para pengkritiknya. Serangkaian serangan dan pembunuhan terjadi, termasuk pembantaian La Saline. Peristiwa berdarah itu mendorong pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap tiga antek Moise.

Warga miskin yang melancarkan protes melihat Moise sebagai bonek korup dan tak berdaya dari komunitas kecil elite yang telah lama mendominasi ekonomi serta pemerintahan Haiti. Moise sendiri memiliki latar sebagai seorang pebisnis.

Dia memiliki berbagai bidang usaha, mulai dari pabrik air, panel surya, dan perkebunan pisang seluas 10 hektare di Nord-Quest. Hal itu membuatnya mendapatkan reputasi di lingkungan agrobisnis dan politik Haiti. Moise pun memiliki koneksi dengan presiden Haiti sebelumnya, Michel Martelli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement