Kamis 24 Jun 2021 14:56 WIB

Tambah Ruangan Isolasi, RSUD Kota Bogor Pakai Gudang Aset

RSUD Kota Bogor terus berupaya menambah kapasitas tempat tidur.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa tempat tidur pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021). Penambahan jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Bogor menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur di ruang perawatan dan ICU RSUD Kota Bogor ikut meningkat hingga mencapai 75 persen atau hampir masuk kategori zona merah.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Petugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa tempat tidur pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021). Penambahan jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Bogor menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur di ruang perawatan dan ICU RSUD Kota Bogor ikut meningkat hingga mencapai 75 persen atau hampir masuk kategori zona merah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tingginya tingkat keterisian tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19 di Kota Bogor saat ini membuat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor terus berupaya menambah kapasitas tempat tidur. Rencananya, RSUD Kota Bogor akan menggunakan gudang aset untuk pelayanan pasien Covid-19.

Dirut RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir mengatakan, sejak beberapa hari lalu, secara bertahap gudang aset di RSUD Kota Bogor dikosongkan. Gudang tersebut berisi barang-barang yang sudah tidak layak dan sudah tidak digunakan sejak lama. “Kita baru penyiapan lokasi, termasuk pengosongan gudang aset. Mohon doanya ya,” ujar Ilham ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (24/6).

Baca Juga

Ilham menjelaskan, gudang aset tersebut memang harus dikosongkan karena akan segera digunakan. Oleh karena itu, pihak RSUD Kota Bogor meminjam area di Rusunawa Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor untuk meletakkan barang-barang yang tadinya berada di gudang aset untuk sementara waktu.

Terkait peminjaman ruangan tersebut, Ilham mengatakan, RSUD Kota Bogor sudah mengirim surat kepada Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor. Dan telah mengadakan pertemuan dengan LPM dan warga rusun.

Ilham menegaskan, barang-barang yang dititip sementara hingga proses lelang di area Rusunawa Menteng itu aman dan bukan merupakan limbah berbahaya atau B3. “Itu adalah barang aman, tidak mengandung limbah B3. Jauh dari segala macam virus, itu bekas tempat tidur semua aman dan itu akan dipagari  dengan seng,” tegasnya.

Di samping itu, sambung dia, RSUD Kota Bogor juga berencana menggunakan tenda darurat. Saat ini, tenda tersebut masih dalam persiapan mengenai berapa banyak pasien yang bisa tertampung dalam tenda tersebut.

Ilham menambahkan, saat ini kondisi di RSUD Kota Bogor hanya menyisakan tempat tidur untuk bayi dan anak-anak. Sehingga pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kapasitas tempat tidur. Sesuai dengan instruksi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Wali Kota Bogor.

“Iya singkatnya sekarang kita tempat //full yang tersisa tinggal untuk bayi dan anak kecil. Total bed untuk Covid-19 ada 138, ditambah IGD total ada 153. Jadi kita mau tingkatkan lagi kapasitas sampai 160 karena ini peningkatannya itu menanjak sekali, banyak pasien tidak dapat tempat,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno memaparkan, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di 21 rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor pada Rabu (23/6) mencapai 83,5 persen. Dari total 873 tempat tidur isolasi Covid-19, 729 tempat tidur atau 83,5 persen sudah terisi. 

Artinya, sisa tempat tidur yang tersedia untuk pasien Covid-19 di Kota Bogor hanya tersisa 16,5 persen lagi. Angka tersebut juga sudah melampaui angka ambang batas WHO, yakni 60 persen. “Dari total 729 pasien itu, sebagian besar merupakan pasien dari Kota Bogor. Ada 351 orang dari Kota Bogor, 190 dari Kabupaten Bogor, dan 188 sisanya dari luar wilayah Bogor,” ucapnya.

Sementara itu, BOR di pusat isolasi BPKP Ciawi mencapai 78 persen. Dimana, 78 dari 100 tempat tidur yang tersedia masih digunakan untuk isolasi pasien Covid-19.

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement