Senin 07 Jun 2021 00:50 WIB

Studi: Obat TBC Mampu Blokir Penyebaran Sel Kanker

Obat tuberkulosis (TBC) yang disetujui mampu memblokir penyebaran sel kanker.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Obat tuberkulosis (TBC) yang disetujui mampu memblokir penyebaran sel kanker.
Foto: www.freepik.com
Obat tuberkulosis (TBC) yang disetujui mampu memblokir penyebaran sel kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi dari Universitas Salford Inggris menemukan bahwa obat tuberkulosis (TBC) yang disetujui mampu memblokir penyebaran sel kanker yang sulit dikendalikan atau metastasis. Istilah metastasis bisa diartikan bahwa kanker telah menyebar, melepaskan diri dari tumor asli dan kemudian berpindah pada organ atau jaringan tubuh lainnya.

Metastasis seringkali sulit terblokir oleh kemoterapi atau perawatan radiasi. Salah satu alasan sel-sel ini mudah menyebar adalah karena sel tersebut sangatlah kuat. Maka dari itu, butuh energi dalam jumlah besar untuk menghentikannya.

Baca Juga

Berdasarkan hal ini, para ilmuwan Universitas Salford menggunakan biosensor canggih untuk mengukur molekul pembawa energi dalam sel yang disebut ATP. Biosensor itu memungkinkan peneliti mengidentifikasi sel-sel metastasis yang paling kuat.

Dengan mempelajari sel-sel tersebut secara rinci, peneliti menemukan bahwa sel-sel yang tinggi ATP adalah yang paling agresif dan lima kali lebih bermetastasis. Dari sana, para ilmuwan dapat menemukan kelemahan sel, mitokondria di dalamnya yang menghasilkan ATP.

Temuan ini kemudian mengarahkan peneliti pada obat yang disetujui FDA yakni Sirturo, obat yang digunakan untuk mengobati TBC. Melalui uji kemanjuran obat pada hewan ditemukan bahwa obat tersebut dapat mendeteksi pasokan bahan bakar sel kanker serta secara selektif  menciptakan kegagalan daya di dalamnya.

“Obat ini setidaknya mampu memblokir 85 persen metastasis dalam uji coba, dengan tidak membuat sel-sel sehat terluka,” kata penulis studi Profesor Michael P Lisanti seperti dilansir dari laman New Atlas, Ahad (6/6).

Penelitian ini didukung oleh fakta bahwa obat Sirturo sudah mengantongi izin dari otoritas kesehatan untuk digunakan. Meski memang, kedepannya, diperlukan uji coba pada subjek manusia untuk memperkuat hasil uji klinis studi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement