Sabtu 05 Jun 2021 00:20 WIB

Mendagri: Soal Inovasi Pelayanan Publik, Tirulah Banyuwangi

Banyuwangi bisa menjadi model, menjadi praktik terbaik untuk daerah lain.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan paparan saat rapat koordinasi
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan paparan saat rapat koordinasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengemukakan kabupaten atau kota lain bisa meniru berbagai inovasi layanan publik yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. "Banyuwangi bisa menjadi model, menjadi praktik terbaik untuk daerah lain. Banyuwangi terus berinovasi, saya sudah dengar berbagai inovasinya. Tradisi inovasinya terjaga. Saya akan minta daerah lain meniru. Saya saja ingin belajar," ujar Mendagri Tito, usai mengunjungi layanan Smart Kampung Desa Sukojati, Banyuwangi, Jumat (4/6).

Ia mengemukakan kedatangannya ke Bumi Blambangan itu tidak lain untuk menjawab rasa penenasarannya terhadap berbagai inovasi dan keberhasilan kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu. Tito menyampaikan terkejut dengan sistem layanan publik Smart Kampung yang ada di desa di Banyuwangi. Bahkan, ia mengakui kalah dari kepala desa di Banyuwangi dalam mengakses berbagai sistem layanan publik. "Jujur saya katakan, selama ini saya penasaran dengan Banyuwangi. Tiap lomba pelayanan publik di kementerian, Banyuwangi selalu menang. Jadi saya putuskan untuk datang langsung ke sini," tuturnya.

Baca Juga

Tito mengapresiasi layanan Smart Kampung di Banyuwangi. Sistem pelayanan publik di tingkat desa yang dikembangkan Banyuwangi dengan sentuhan teknologi informasi. "Dari sistem pelayanan, saya kaget. Di Kemendagri itu ada sistem Anjungan Dukcapil Mandiri yang mengurus catatan sipil. Tapi di desa di Banyuwangi saya melihat lebih kompleks lagi. Tidak hanya tentang catatan sipil, tapi bisa melayani banyak pelayanan. Bahkan ada puluhan layanan," katanya.

Ia menambahkan, ini menunjukkan bahwa Banyuwangi berhasil mengubah pola pikir dan kinerja SDM pemerintahan hingga tingkat desa. "Itu tidak mudah, kalau hanya mengubah bangunan mungkin dua bulan selesai. Kalau mengubah SDM itu sulit," ucap Tito.

Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan tradisi inovasi terus diterapkan di Banyuwangi dalam berbagai program pemerintahan. "Kami hari ini menghadapi situasi yang tidak mudah karena pandemi. Ada tantangan keterbatasan fiskal, maka terus berinovasi adalah kuncinya, sehingga sejak dilantik 26 Februari, berbagai inovasi kami jalankan," tuturnya.

Kepala Desa Sukojati Untung Suripno menjelaskan secara detail program Smart Kampung yang digeber Pemkab Banyuwangi untuk desa-desa. Dalam program itu, sejumlah layanan cukup diakses di tingkat desa, bahkan secara mandiri melalui mesin yang disiapkan di kantor desa.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement