Jumat 04 Jun 2021 08:11 WIB

Anak Yahudi Mirip Dajjal yang Picu Kehebohan di Madinah    

Ibnu Shayyad merupakan putra keturunan Yahudi di Madinah.

Rep: Syalaby Ichsan/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Shayyad merupakan putra keturunan Yahudi di Madinah. Kota Madinah tempo dulu.
Foto: Republika.co.id
Ibnu Shayyad merupakan putra keturunan Yahudi di Madinah. Kota Madinah tempo dulu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Shayyad namanya. Dia adalah anak lelaki yang lahir dari bangsa Yahudi mengundang kontroversi di Madinah. Tandanya mirip dengan Dajjal. Dia pendek, kakinya melingkar menyerupai huruf O. 

Sementara, kulitnya lebih dekat dengan hitam. Rambutnya ikal menyerupai kribo. Dahinya lebar menggapai luas kepala. Begitu pun dengan jenjang lehernya. Sebelah matanya tertutup. Sebelah lagi bisa melihat dengan bola yang juling.

Baca Juga

Dia suka bergumam sendirian. Ditukil dari hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dan bersumber dari Abdullah bin Umar RA.

عن ابن عمر رضي الله عنهما:  أن عمر انطلق مع النبي صلى الله عليه وسلم في رهط قبل ابن صياد، حتى وجدوه يلعب مع الصبيان، عند أطم بني مغالة، وقد قارب ابن الصياد الحلم، فلم يشعر حتى ضرب النبي صلى الله عليه وسلم بيده، ثم قال لابن الصياد: تشهد أني رسول الله. فنظر إليه ابن صياد فقال: أشهد أنك رسول الأميين. فقال ابن صياد للنبي صلى الله عليه وسلم: أتشهد أني رسول الله؟ فرفضه وقال: آمنت بالله وبرسله. فقال له: ما ترى. قال ابن صياد: يأتيني صادق وكاذب. فقال النبي صلى الله عليه وسلم: خلط عليك الأمر. ثم قال له النبي صلى الله عليه وسلم: إني خبأت لك خبيئاً. فقال ابن صياد: هو الدخ. فقال: اخسأ، فلن تعدو قدرك. 

Rasulullah SAW bersama Abu Bakar dan Umar bin Khattab pernah berpapasan dengannya. Nabi SAW pun bertanya kepadanya. "Apa kau bersaksi bahwa aku utusan Allah!" Ia balik bertanya, "Apa kau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Rasulullah SAW bersabda, "Aku beriman kepada Allah, malaikat, dan kitab-kitab-Nya." 

Pada hadits lain yang bersumber dari Abdullah bin Umar, Ibnu Shayyad sempat menjawab, "Aku bersaksi bahwa engkau utusan bagi umat yang ummi." (khususnya bangsa Arab).

Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bahkan meminta kepada Ibnu Sayyad untuk menebak apa yang ada dalam isi hati beliau. (Ketika itu, ulama menyebutkan jika Nabi SAW baru menerima wahyu tentang QS ad-Dukhan). Ibnu Shayyad berkata, “Huwaddukhkhu.” Nabi SAW pun menjawab "Celaka kamu. Kamu tidak akan mempunyai kemampuan (untuk mengetahuinya)."

ما ترى؟ قال: أرى عرشاً على الماء فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ترى عرش إبليس على البحر، وما ترى؟ قال: أرى صادقين وكذاباً أو كاذبين وصادقاً. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لبس عليه, دعوه

Rasulullah SAW pun melanjutkan pertanyaannya. "Apa yang kau lihat?" Dia menjawab, "Aku melihat singgasana di atas air. Rasulullah SAW bersabda, "Kau melihat singgasana iblis di atas laut." Beliau bertanya kembali," Apa yang kau lihat?" Dia menjawab, "Dua orang yang jujur dan seorang pendusta atau dua orang pendusta dan seorang yang jujur. Rasulullah kemudian bersabda, "Dia dikaburkan matanya. Biarkanlah dia."

Di kemudian hari, dalam hadits yang berasal dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW pergi bersama Ubai bin Ka'b ke kebun kurma. Mereka kembali bertemu dengan Ibnu Shayyad. Rasulullah bermaksud mendengarkan igauan dari Ibnu Shayyad sebelum dia melihat mereka. Rasulullah melihatnya berbaring di atas kasur yang ditutupi selembar selimut. Mulutnya terdengar bergumam.

Ibu Ibnu Shayyad melihat Rasulullah. Dia pun membangunkan Ibnu Shayyad. "Wahai Shaf! Ada Muhammad di sini." Ibnu Shayyad pun terbangun. Rasulullah berkata. "Jika ibunya membiarkan dia (tidak mengganggunya), perkara Ibnu Shayyad akan terungkap (jelas)."

Dalam hadits lainnya yang juga diriwayatkan Imam Muslim, Umar lantas spontan berkata, "Wahai Rasulullah. Biarkan aku memenggal lehernya." Nabi SAW lantas berkata kepada Umar. "Jika dia benar (Dajjal), maka kamu tidak akan dapat mengetahuinya. Dan jika dia bukan (Dajjal), maka tidak ada kebaikan untukmu membunuhnya." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Kejadian itu makin membuat para sahabat ...

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement