Selasa 18 May 2021 09:26 WIB

Serangan Israel Terus Hancurkan Infrastruktur Gaza

Serangan tersebut membuat Jalur Gaza semakin hancur dan semakin sulit

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Asap mengepul setelah serangan udara Israel menghantam Kota Gaza, Senin (17/5).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Asap mengepul setelah serangan udara Israel menghantam Kota Gaza, Senin (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Militer Israel melancarkan gelombang besar serangan udara di Jalur Gaza pada Senin (17/5). Serangan tersebut membuat Jalur Gaza semakin hancur dan semakin sulit.

Serangan udara baru yang melanda Gaza pada Senin malam melubangi satu lantai gedung beton bertingkat dan menewaskan lima orang. Sebuah mobil di jalan yang menurut saksi terkena serangan udara terlihat  bengkok dan robek.

Baca Juga

Wali kota Kota Gaza, Yahya Sarraj, mengatakan serangan itu telah menyebabkan kerusakan parah pada jalan dan infrastruktur lainnya. Dia mengatakan pasokan air ke ratusan rumah tangga terganggu. “Kami berusaha keras menyediakan air, tapi situasinya tetap sulit,” ujarnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan satu-satunya pembangkit listrik di wilayah itu berisiko kehabisan bahan bakar. Gaza sudah mengalami pemadaman listrik setiap hari selama antara delapan dan 12 jam dan air keran tidak dapat diminum. Juru bicara perusahaan distribusi listrik di wilayah itu, Mohammed Thabet, mengatakan pihaknya memiliki bahan bakar untuk memasok listrik ke Gaza selama dua atau tiga hari.

Pejabat Palestina mengatakan Israel berjanji untuk membuka satu-satunya penyeberangan kargo dengan Gaza selama beberapa jam pada Selasa (18/5). Upaya ini untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Israel membunuh seorang pemimpin Jihad Islam atau kelompok militan lain yang disalahkan oleh militer Israel atas beberapa dari ribuan serangan roket yang diluncurkan ke Israel dalam beberapa hari terakhir. Serangannya juga menghancurkan terowongan sepanjang 15 kilometer yang digunakan oleh kelompok tersebut.

Terowongan ini termasuk 35 target yang dinilai militer Israel sebagai alat teror. Terowongan tersebut dikatakan sebagai bagian dari sistem rumit yang disebut sebagai "Metro". Jalur ini digunakan untuk berlindung dari serangan udara.

Terowongan ini pun membentang ratusan kilometer dengan kedalaman lebih dari 20 meter. Pejabat Angkatan Udara Israel mengatakan, militer tidak mencoba menghancurkan semua terowongan, hanya chokepoint dan persimpangan utama.

Israel juga mengatakan akan melanjutkan dengan serangannya terhadap Hamas. Serangan terbaru menghancurkan gedung berlantai lima yang menampung Kementerian Agama yang dikelola Hamas. Gedung itu, menurut Israel, menampung pusat operasi utama pasukan keamanan internal Hamas.

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan sekitar 212 warga Palestina telah meninggal dalam serangan udara sepekan, termasuk 61 anak-anak dan 36 wanita, dengan lebih dari 1.400 orang terluka. Korban ini bisa terus bertambah dengan komitmen Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyatakan akan terus menyerang target teror di Gaza.

"Kami akan terus beroperasi selama diperlukan untuk mengembalikan ketenangan dan keamanan bagi semua warga Israel," kata Netanyahu.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement