Ahad 02 May 2021 04:53 WIB

Bencana Hidrometeorologi Mendominasi Sejak Awal Tahun

Sebanyak 1.205 bencana alam terjadi di Tanah Air dari 1 Januari 2021.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Petugas gabungan dari TNI, Polri dan BPBD Kabupaten Tapanuli Selatan mengevakuasi jenazah korban tanah longsor di areal proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Jumat (30/4/2021).
Foto: Dok BPBD Tapanuli Selatan/ANTARA
Petugas gabungan dari TNI, Polri dan BPBD Kabupaten Tapanuli Selatan mengevakuasi jenazah korban tanah longsor di areal proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Jumat (30/4/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bencana hidrometeorologi masih dominan terjadi di Indonesia sepanjang Januari hingga April 2021. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana banjir paling sering terjadi pada jenis bencana tersebut.

"BNPB mencatat 1.205 bencana alam terjadi dari 1 Januari 2021 hingga 30 April 2021. Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin puting beliung dan tanah longsor, dominan terjadi pada periode waktu tersebut," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (1/5).

Baca Juga

Ia menambahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun merilis bahwa hujan sebagai salah satu pemicu banjir dan longsor, masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah pada Mei. Tercatat, bencana banjir menjadi kejadian yang paling sering terjadi dengan 501 kali, disusul angin puting beliung 339, dan tanah longsor 233.

Dilihat dari periode waktu tersebut, dia melanjutkan, total jumlah kejadian mengalami kenaikan 1 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan korban meninggal, total jumlah mengalami kenaikan 1,83 persen. Ia menambahkan, kejadian bencana alam pada periode 1 Januari 2021 hingga 30 April 2021, banjir 501 kejadian, angin puting beliung 339, tanah longsor 233, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 97, gempa bumi 18, gelombang pasang dan abrasi 16, dan kekeringan satu.    

"Rentang periode tersebut, bencana alam mengakibatkan korban meninggal 479 jiwa, hilang 60, luka-luka 12.900, dan menderita serta mengungsi hingga 5 juta jiwa," ujarnya.

Bencana alam yang mengakibatkan korban meninggal tertinggi yaitu banjir 267 jiwa, gempa bumi 117, tanah longsor 86, angin puting beliung 7, dan karhutla serta gelombang pasang masing-masing satu.

Sedangkan kerusakan fisik, BNPB mencatat bencana menyebabkan kerusakan sektor perumahan dengan kategori rusak berat 14.936 unit, rusak sedang 23.347, dan rusak ringan 83.629. Selain kerusakan rumah, bencana alam juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum seperti tempat ibadah 1.363 unit, Pendidikan 1.350, perkantoran 494, kesehatan 347, dan jembatan 295.

"Menyikapi kejadian bencana, masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," ujarnya. Ancaman bencana hidrometeorologi belum berakhir, ini terbukti dengan kejadian tanah longsor di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, jelang akhir April lalu.

BMKG juga merilis peringatan dini cuaca pada esok hari (2/5) beberapa wilayah masih berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang, yaitu di Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara dan Maluku. Di samping potensi bahaya hidrometeorologi, pihaknya mengimbau masyarakat juga mewaspadai potensi bahaya geologi, khususnya gempa bumi. Gempa bumi dapat terjadi kapan dan di mana saja.

Masyarakat diminta selalu menyiapkan sejak dini upaya-upaya kesiapsiagaan keluarga, yaitu mengenali risiko dan potensi bahaya di sekitar. Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan strateginya dengan membuat rencana kesiapsiagaan keluarga atau pun latihan di tingkat keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement