Rabu 21 Apr 2021 12:38 WIB

10 Bukti Penularan Covid-19 Melalui Partikel Aerosol Udara

Aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telah lama para ahli mengungkapkan kalau penularan virus Covid-19 bisa melalui partikel aerosol yang ada di udara. Aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara selama berjam-jam dan dalam jarak jauh.

Adapun beberapa bukti dari para ahli kalau udara itu bisa menyebarkan virus Covid-19.

Baca Juga

"Bukti ilmiah tentang penyebaran dari aerosol medan dekat dan medan jauh telah jelas sejak awal pandemi Covid-19, tetapi ada penolakan untuk mengakui hal ini di beberapa kalangan, termasuk jurnal medis," kata salah satu dokter, Joseph G Allen, dikutip dari mdedge, Rabu (21/4).

Dia menjelaskan, ada beberapa alasan ilmiah yang mendukung penularan Covid-19 melalui udara. Setidaknya, ada 10 alasan seperti yang sudah dipublikasikan di The Lancet.

Pertama, dominasi transmisi udara didukung oleh transmisi jarak jauh yang diamati pada peristiwa superspreader. Kedua, penularan jarak jauh telah dilaporkan di antara kamar-kamar di hotel karantina Covid-19. Orang yang terinfeksi tidak pernah menghabiskan waktu di ruangan yang sama.

Ketiga, individu tanpa gejala menyumbang sekitar 33 persen sampai 59 persen dari penularan Covid-19. Individu ini dapat menyebarkan virus melalui pembicaraan yang menghasilkan ribuan partikel aerosol dan sedikit droplet.

Keempat, transmisi di luar ruangan dan di ruang dalam yang berventilasi baik lebih rendah daripada di ruang tertutup.

Kelima, infeksi nosokomial (infeksi di rumah sakit) dilaporkan dalam pengaturan perawatan kesehatan. Tindakan perlindungan hanya mengatasi droplet tapi tidak aerosol.

Keenam, SARS-CoV-2 telah terdeteksi di udara kamar rumah sakit dan di dalam mobil orang yang terinfeksi. Ketujuh, penyelidik menemukan SARS-CoV-2 di filter udara rumah sakit dan saluran gedung.

Kedelapan, bukan hanya manusia, hewan yang terinfeksi dapat menginfeksi hewan di kandang lain yang hanya terhubung melalui saluran udara.

Kesembilan, tidak ada bukti kuat yang menyangkal penularan melalui udara. Pelacakan kontak mendukung penularan sekunder di ruang dalam ruangan yang padat dan berventilasi buruk.

Terakhir, hanya bukti terbatas yang mendukung cara lain penularan SARS-CoV-2, termasuk melalui fomites atau droplet.

"Meskipun cara lain dapat berkontribusi, kami yakin bahwa rute lintas udara kemungkinan besar akan dominan," kata dia.

Diketahui, bukti tentang penularan melalui udara sudah ada sejak awal. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan lainnya mengulangi pesan kalau perhatian utama adalah tetesan dan cairan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement