Senin 19 Apr 2021 14:06 WIB

Adi Sarana Armada Bukukan Pendapatan Rp 3,04 Triliun

Pilar utama bisnis Adi Sarana, yaitu end-to-end logistic, mencetak rekor pertumbuhan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Angkutan logistik (ilustrasi). Adi Sarana menutup tahun 2020 dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,04 triliun, atau tumbuh 30,12 persen year on year (yoy) dari Rp 2,33 triliun di tahun 2019.
Foto: Kementan
Angkutan logistik (ilustrasi). Adi Sarana menutup tahun 2020 dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,04 triliun, atau tumbuh 30,12 persen year on year (yoy) dari Rp 2,33 triliun di tahun 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), masih membukukan pertumbuhan pendapatan di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan yang bergerak di bisnis mobilitas transportasi logistik ini menutup tahun 2020 dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,04 triliun, atau tumbuh 30,12 persen year on year (yoy) dari Rp 2,33 triliun di tahun 2019.

Pertumbuhan pendapatan ASSA selama tahun 2020 didukung oleh  stabilnya kinerja masing-masing lini bisnis ASSA. Lini bisnis lelang bertumbuh sebesar 21,75 persen, bisnis logistik tumbuh sebesar 22,81 persen, serta bisnis rental mengalami pertumbuhan sebesar 1,17 persen sepanjang tahun 2020. 

Baca Juga

Namun, kenaikan pendapatan perseroan tersebut tidak diiringi dengan kenaikan laba bersih. Pada tahun lalu, laba bersih perseroan tercatat mengalami penurunan menjadi Rp 63,8 miliar dari Rp 91,6 miliar di tahun 2019.  

Meski demikian, salah satu pilar bisnis utama perseroan yaitu end-to-end logistic (logistik dan Anteraja) berhasil mencetak rekor pertumbuhan pendapatan selama tahun 2020 yang mencapai Rp 794,72 miliar di tahun 2020. Angka tersebut tumbuh 841,99 persen dibandingkan dengan Rp 84,37 miliar di tahun 2019. 

Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto mengaku senang dengan pencapaian ini, mengingat Anteraja baru beroperasi kurang dari dua tahun. Pada akhir tahun 2020, Anteraja berkontribusi sebesar 24,71 persen terhadap total pendapatan ASSA, yang merupakan kontribusi terbesar kedua setelah bisnis rental. 

"Angka ini meningkat sangat signifikan dibanding tahun 2019 dimana kontribusi Anteraja hanya sebesar 3,45 persen terhadap total pendapatan ASSA. Tentunya seluruh pencapaian ASSA selama tahun 2020 juga didukung oleh kinerja yang solid dari lini bisnis lainnya seperti seperti rental dan lelang," kata Prodjo, Senin (19/4). 

Menghadapi pergeseran budaya yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, bisnis Perseroan telah bertransformasi ke arah digital sebelum masa pandemi. Adanya kebijakan pembatasan sosial oleh Pemerintah, telah mendukung proses digitalisasi dalam segala aspek kehidupan termasuk kebutuhan untuk transportasi dan logistik. 

Menjawab tantangan tersebut, Perseroan telah mengembangkan berbagai inisiatif baru yang mengarah ke sharing economy dan tech-based business. Mulai dari aplikasi ShareCar yang merupakan platform sewa mobil mandiri, lelang secara online di JBA, pengembangan Caroline yang merupakan marketplace tempat jual beli mobil, hingga pengembangan inisiatif efullfilment atau sharing warehouse melalui Titipaja serta aplikasi Bisnisaja untuk melayani korporasi. 

Prodjo mengatakan, manajemen perseroan akan terus berupaya untuk memberikan solusi kemudahan dalam segala aspek kebutuhan masyarakat baik dari transportasi, layanan pengiriman barang, hingga kegiatan lelang kendaraan semuanya bisa dilakukan secara online, dengan memanfaatkan teknologi digital. 

"Tentunya, kami berharap dengan inovasi-inovasi tersebut ASSA dapat mempertahankan kinerja positif dan terus semakin berkembang dimasa mendatang," tutup Prodjo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement