Kamis 15 Apr 2021 16:16 WIB

Kelebihan Kapasitas, Rutan Medaeng Minta Ditata Ulang

Kondisi overcrowded yang terjadi dapat meningkatkan risiko gangguan keamanan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Petugas lapas melakukan penggeledahan di Blok F, Rutan Klas I Surabaya di Medaeng-Sidoarjo, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
[Ilustrasi] Petugas lapas melakukan penggeledahan di Blok F, Rutan Klas I Surabaya di Medaeng-Sidoarjo, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng Wahyu Hendrajati mengusulkan penataan ulang kompleks Rutan yang dipimpinnya. Sebab, jumlah penghuni Rutan Medaeng terus meningkat sementara kondisi bangunan sangat terbatas. 

Hal tersebut mengakibatkan Rutan Medaeng kelebihan kapasitas. Berdasarkan usulan tersebut, rencananya Rutan seluas 1,5 hektar itu akan diperluas hingga 2,2 hektar.

Baca Juga

Hendrajati menerangkan, ada tiga alasan mendasar Rutan Medaeng perlu perluasan lahan dan bangunan. Kondisi overcrowded yang terjadi dapat meningkatkan risiko gangguan keamanan. Ia menjelaskan, sejak 2012, rutan yang berkapasitas hanya 504 orang itu selalu mengalami over kapasitas di atas 300 persen.

"Bahkan pada 2019, Rutan Medaeng pernah diisi hingga 2.855 orang atau over kapasitas mencapai 566 persen. Hingga, 13 April 2021, jumlah penghuni di Rutan Medaeng mencapai 1.935 orang. Ini angka yang sangat tinggi, sehingga pelayanan kami kurang optimal,” kata Hendrajati, Kamis (15/4).

Padahal, lanjut Hendrajati, pihak rutan ingin memberikan layanan yang prima kepada warga binaan. Hendrajati juga menegaskan komitmennya untuk menjadikan Rutan Medaeng sebagai rutan yang ramah HAM dan memanusiakan manusia.

Selain overcrowded, Hendrajati juga mengungkapkan, Rutan Medaeng sering terdampak banjir, terutama saat musim hujan. Pada malam hari, sebagian besar bangunan terendam air. Tidak jarang warga binaan pun tidak bisa tidur karena harus menunggu air surut.

"Untuk mengurangi tingkat stress penghuni, kami menggiatkan kontrol keliling secara rutin dan menggunakan pendekatan persuasif. Kami selalu menekankan kepada jajaran untuk menjaga dan mengedepankan etika kesopanan kepada seluruh WBP,” ujarnya.

KakanwilkumHAM Jatim Krismono menyambut baik adanya proses penataan ulang Rutan Medaeng. Menurutnya, rencana ini memang harus diperjuangkan bersama karena kondisi sudah cukup mendesak. 

Agar rencana ini berjalan maksimal, ia menyatakan akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait. Khususnya kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Krismono mengusulkan agar lokasi Rutan Medaeng nantinya bisa menghadap utara dan tidak lebih rendah dari jalan raya. 

Itu pun jika rutan tersebut benar-benar diperluas dan ditata ulang. “Minimal sejajar dengan jalan raya,” kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement