Sabtu 10 Apr 2021 14:27 WIB

Gelombang Baru Covid-19, Thailand Tutup Tempat Hiburan Malam

Pemerintah Thailand menutup tempat hiburan malam menyusul gelombang baru Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand memberlakukan penutupan tempat-tempat hiburan di Ibu Kota Bangkok dan 40 provinsi di negara itu selama dua minggu ke depan. Pengumuman atas peraturan ini datang pada Jumat (9/4), sebagai bagian dari upaya mengendalikan penyebaran virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19.

Pengendalian wabah yang lebih ketat dilakukan Pemerintah Thailand secara khusus menjelang festival tahunan terbesar di negara itu. Dengan aturan terbaru ini, bar, pub, karaoke dan panti pijat akan tetap ditutup hingga 23 April mendatang. 

Baca Juga

Taweesilp Visanuyothin, juru bicara pemerintah untuk Covid-19, mengatakan tindakan tersebut disetujui oleh panel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan- Ocha. Gubernur di setiap provinsi akan memiliki kekuasaan untuk memperpanjang penutupan atau mencabutnya lebih awal jika situasi wabah membaik.

Dilansir BNN Bloomberg, pihak berwenang di Bangkok telah menutip hampir 200 tempat hiburan malam pada awal pekan ini. Langkah tersebut dilakukan setelah adanya episentrum lonjakan kasus Covid-19 terbaru, dengan tes yang dilakukan menunjukkan prevalensi dari varian baru virus asal Inggris yang lebih ganas. 

Lonjakan kasus Covid-19 menjelang perayaan Tahun Baru Thailand pekan depan kemungkinan besar akan berdampak terhadap ekonomi negara itu. Hal ini juga membuat rencana untuk secara bertahap mencabut aturan pembatasan pada turis asing yang telah divaksinasi harus ditunda terlebih dahulu. 

Pada April, Thailand mencatat 2.000 kasus Covid-19 terbaru. Sebagian besar dari kasus tersebut terkait dengan klaster virus di Bangkok.

Gelombang Covid-19 terbaru di Thailand telah membuat saham dan mata uang Thailand mengalami kerugian. Mata uang Baht telah ksholangan 0,4 persen dari dolar AS pada pekan ini dan diprediksi tetap mengalami penurunan untuk pekan kedelapan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement