Sabtu 10 Apr 2021 14:05 WIB

Survei IPO: Masyarakat Nilai BLT Tunai tidak Tepat Sasaran

Survei IPO menunjukan program BLT tunai selama pandemi tidak tepat sasaran.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Bantuan Langsung Tunai (BLT). (ilustrasi)
Foto: Antara
Bantuan Langsung Tunai (BLT). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei persepsi masyarakat terkait sejumlah program sosial yang dilakukan pemerintah selama pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil survei masyarakat menilai sejumlah program sosial yang dicanangkan pemerintah dinilai tak tepat sasaran. Ketiga program yang disurvei adalah bantuan tunai, pembagian sembako dan Kartu Prakerja.

Pertama adalah bantuan tunai, di mana hanya 29 persen responden yang menyatakan program tersebut tepat sasaran. Sedangkan 51,3 persen menyatakan sebaliknya. "Ini cukup menarik, karena selama program ini berjalan ternyata hanya 29,9 persen masyarakat yang menyatakan bantuan tunai ini tepat sasaran," ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah dalam diskusi daring, Sabtu (10/4).

Baca Juga

Untuk pembagian sembako, mayoritas responden menyatakan bahwa program tersebut tepat sasaran. Angkanya cukup tinggi, yaitu sebesar 61,7 persen. "Tetapi ini juga dianggap tidak tepat 63 persen. Jadi rata-rata semua program dianggap masalahnya ada di ketidaktepatan penerima," katanya.

Sedangkan untuk Kartu Prakerja, hanya 23 persen responden yang menilai program ini tepat sasaran. Kemudian hanya 32 persen yang menyatakan program tersebut efektif. "Kartu Prakerja itu sudah dianggap tak tepat sasaran sekaligus dianggap juga tidak efektif, yaitu 44 persen menyatakan tidak efektif," ujar Dedi.

Meaki begitu, mayoritas masyarakat mengaku puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo selama penanganan pandemi Covid-19. Sebesar 56 persen menyatakan puas terhadap pria yang akrab disapa Jokowi itu.

"Presiden Jokowi mendapat tingkat kepuasan sebanyak 56 persen," ujar Dedi.

Adapaun survei IPO terkait program penanganan Covid-19 ini dilakukan pada 10-22 Maret 2021. Survei melibatkan 1.200 responden yang tersebar di berbagai daerah dengan menggunakan metode multistage random sampling.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement