Kamis 04 Mar 2021 13:27 WIB

Mendag Target Ekspor Nonmigas Tahun Ini Naik 6,3 Persen

Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan 21,7 miliar dolar AS pada 2020.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan kinerja ekspor khusus nonmigas ditargetkan tumbuh 6,3 persen tahun ini. Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, pergerakan kenaikan harga komoditas nonmigas asal Indonesia sangat memungkinkan untuk mencapai kenaikan nilai ekspor.

"Tahun 2020, ekspor nonmigas senilai 155 miliar dolar AS, tahun ini kita targetkan tumbuh 6,3 persen. Saya yakini ini bukan sesuatu yang mustahil," kata Lufi dalam konferensi pers Rapat Kerja Kemendag, Kamis (4/3).

Baca Juga

Lutfi mengatakan, komoditas ekspor andalan Indonesia seperti batu bara mulai naik mendekati level 80 dolar AS. Selain itu, tembaga pada bulan Maret 2021 naik dari 4.000 dolar AS menjadi 9.000 dolar AS per ton.

Adapun minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menyentuh harga lebih dari 1.000 dolar AS per metric ton."Jadi dengan pertumbuhan (harga) itu bukan sesuatu yang mustahil kita dapatkan," ujarnya.

Meski demikian, Lutfi tak menampik terdapat gangguan supply chain global yang diakibatkan oleh kelangkaan kontainer. Itu disebabkan oleh lemahnya permintaan di masa pandemi. "Ini tentu membuat banyak hal yang mesti diperbaiki dan harus berpikir out of the box," kata dia.

Bercermin dari capaian tahun lalu, Lutfi menegaskan, ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia di tahun 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 21,7 miliar dolar AS.

Meskipun, surplus tersebut lebih dikarenakan nilai impor Indonesia yang turun lebih besar daripada ekspor. "Hal yang dapat menjadi catatan menggembirakan adalah 81,2 persen dari total ekspor Indonesia adalah dalam bentuk barang industri primer dan produk manufaktur," katanya.  

Menurutnya, hal itu menunjukkan transformasi nyata bahwa Indonesia telah menjadi kekuatan industri dan tidak lagi hanya mengekspor barang mentah dan barang setengah jadi.  

Ia menambahkan, pada tahun lalu, ekspor Indonesia ke sejumlah kawasan tradisional dan nontradisional juga masih menunjukkan pertumbuhan. Yakni ke Eropa Barat naik 17,07 persen, Amerika Utara naik 3,51 persen, Asia Timur naik 4,01 persen, Eropa Timur naik 9,99 persen, dan Afrika Timur naik 8,09 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement