Ahad 21 Feb 2021 04:34 WIB

Aktivis: Jangan Salahkan Airnya Kalau Jakarta Banjir

'Normalisasi oke, tapi jangan pohon bambu ditebang begitu saja dan diganti beton.'

Foto udara banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021). Menurut warga Banjir diakibatkan luapan kali Sunter pada pukul 03.00 WIB dan sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK) sudah dievakuasi ke pengungsian.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Foto udara banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021). Menurut warga Banjir diakibatkan luapan kali Sunter pada pukul 03.00 WIB dan sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK) sudah dievakuasi ke pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis lingkungan hidup Chaerudin meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menyalahkan air sebagai penyebab banjir di Ibu Kota yang tak kunjung selesai. "Kalau banjir, kita jangan salahkan airnya, kalinya. Tapi caranya menangani yang mesti dilihat," kata Chaerudin atau akrab disapa Babe Idin dalam kegiatan virtual bertajuk Politik Hijau PDI Perjuangan di Jakarta, Sabtu (20/2).

Babe Idin juga pembina Kelompok Tani Lingkungan Hidup (KTLH) Sangga Buana di Lebak Bulus menilai banjir tersebut justru merefleksikan diri mengenai apa yang sudah dilakukan dalam menangani permasalahan lingkungan selama ini, khususnya terkait manajemen sungai di Jakarta. "Normalisasi oke. Tapi jangan nanti pohon bambu ditebang begitu saja dan diganti dengan beton-beton," ucapnya.

Baca Juga

Dia mengatakan dirinya bersama kelompoknya menanam ribuan pohon bambu di pinggiran Kali Pesanggrahan. Hal itu karena bambu adalah tanaman yang memiliki kemampuan menahan air, dibanding dengan tanaman lainnya.

"Ada Bahasa Betawi, jangan nebangin bambu. Pinggir kali itu peradaban kita, orang kita merdeka juga dari bambu runcing. Maka lestarikan bambu," kata dia.

Karena itu, Babe Idin agar jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memahami pentingnya manajemen menyeluruh. Selain menanam pohon, Babe Idin mengatakan bahwa perlu dilaksanakan manajemen pengelolaan sampah yang baik.

"Sampah itu bisa dimanfaatkan kembali untuk apa saja, termasuk menjadi pupuk untuk pohon-pohon buah produktif," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement