Kamis 11 Feb 2021 12:15 WIB

Kim Jong-un Minta Partai Buruh Buat Rencana Ekonomi 5 Tahun

Kim menyalahkan Partai Buruh atas kegagalan dalam melaksanakan reformasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (tengah) hadir pada parade militer yang diadakan untuk memperingati Kongres ke-8 Partai Buruh Korea (WPK) di Pyongyang, Korea Utara, Kamis (14/1) . Dalam parade ini Korea Utara memamerkan kekuatan militernya dan  alutsista barunya.EPA-EFE/KCNA   EDITORIAL USE ONLY
Foto: KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (tengah) hadir pada parade militer yang diadakan untuk memperingati Kongres ke-8 Partai Buruh Korea (WPK) di Pyongyang, Korea Utara, Kamis (14/1) . Dalam parade ini Korea Utara memamerkan kekuatan militernya dan alutsista barunya.EPA-EFE/KCNA EDITORIAL USE ONLY

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un meminta Partai Buruh yang berkuasa untuk mengambil peran langsung dalam rencana ekonomi lima tahun. Pernyataan tersebut dilontarkan Kim pada hari ketiga rapat pleno partai.

Media pemerintah KCNA melaporkan, Kim menyalahkan Partai Buruh atas kegagalan dalam melaksanakan reformasi. Kim pekan ini menekankan pentingnya memperkuat pengawasan dan kendali hukum atas rencana lima tahun ke depan.

Baca Juga

“Ini meminta sektor legislasi untuk menghilangkan unsur-unsur irasional yang menjadi batu sandungan bagi pelaksanaan rencana ekonomi nasional dan memberlakukan serta menyempurnakan undang-undang baru untuk setiap sektor,” lapor KCNA.

Pada Januari, Kim secara terbuka mengakui bahwa rencana ekonomi lima tahun sebelumnya telah gagal mencapai tujuan di hampir setiap sektor. Kim menyalahkan partai tersebut karena gagal memenuhi tanggung jawab dan perannya sebagai "penyelenggara dan pembawa standar" dalam menjalankan kebijakan ekonomi sebelumnya.

"Badan legislatif termasuk organ penuntut harus meningkatkan peran mereka untuk memastikan rencana ekonomi nasional didistribusikan dengan benar dan dilaksanakan dengan benar," kata Kim. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement