Senin 08 Feb 2021 07:36 WIB

Gletser Himalaya Cair Jadi Banjir Bandang, 200 Warga Hilang

Gletser yang mencair menyebabkan longsoran salju kemudian menabrak bendungan Himalaya

Rep: Mabruroh/ Red: Nur Aini
Gletser di Pegunungan Himalaya yang mencair.
Foto: ABC
Gletser di Pegunungan Himalaya yang mencair.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Tiga orang ditemukan meninggal dunia dan 200 orang masih hilang dalam banjir bandang di sebuah lembah sungai di Himalaya, India utara. Banjir tersebut merusak stasiun pembangkit listrik tenaga air Rishiganga dekat desa Raini di negara bagian Uttarakhand, serta sebagian pabrik yang dibangun di Sungai Dhauliganga dekat Tapovan.

"Air sudah dikendalikan di bendungan. Tidak ada bahaya di hilir tapi kami lakukan pencegahan," kata Kepala polisi negara bagian Uttrakhand, Ashok Kumar dilansir dari The National News, Senin (8/2).

Baca Juga

Kedua situs yang rusak itu milik perusahaan listrik negara India, NTPC. Kepolisian Indo-Tibet mengatakan, bahwa tiga mayat ditemukan di dekat proyek Tapovan NTPC, dan sebanyak 12 pekerja lainnya terjebak di terowongan di lokasi tersebut telah diselamatkan. 

Menurut Kumar, sebagian besar yang hilang adalah pekerja dari dua pembangkit listrik yang dilanda banjir, yaitu 50 pekerja dari Rishiganga ywng hingga saat ini belum ada informasi tentang mereka, serta 150 pekerja dari Tapovan. Saat ini, tentara dan angkatan udara telah bergabung dalam operasi penyelamatan.

"Ada sekitar 15 hingga 20 pekerja yang terperangkap di dalam terowongan saat banjir datang," ujar Kumar.

Sungai Uttarakhand di Himalaya adalah anak sungai Gangga, yang terkenal rawan terjadi banjir bandang dan longsor. Meskipun wilayah tersebut jarang penduduknya, tetapi saat banjir bandang menerjang daerah itu dapat menyebabkan banjir dahsyat di hilir seperti yang terjadi pada 2013 silam yang menyebabkan ribuan nyawa meninggal dunia.

Pihak berwenang mengatakan, peristiwa itu terjadi akibat glester yang pecah dan menyebabkan longsoran salju kemudian menabrak bendungan Himalaya. 

"Hal yang paling mengganggu adalah ini bukan musim banjir dan tidak ada peringatan bagi mereka yang berada di hilir,” kata Himanshu Thakkar, koordinator Jaringan Asia Selatan untuk Bendungan, Sungai dan Masyarakat.

MPS Bisht, direktur Pusat Penerapan Luar Angkasa Uttarakhand, mengatakan bahwa sebelum gletser runtuh, telah terjadi pelepasan air yang besar di anak sungai Rishiganga di Dhauliganga.

"Ada hampir 14 gletser di sekitar puncak Nanda Devi yang terkenal, yang naik hingga 7.817 meter. Gletser ini memasok air pencairan es ke Rishiganga," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement