Ahad 07 Feb 2021 09:31 WIB

KNKT Ungkap Penyebab Tenggelamnya Kapal Nur Allya

KNKT memastikan hilangnya kapal yang mengangkut ni kel dengan 27 awak

Rep: Rahayu Subekti / Red: Andi Nur Aminah
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelesaikan investigasi terhadap hilangnya kapal MV Nur Allya yang terjadi di perairan Halmahera Selatan, Maluku Utara pada 21 Agustus 2019. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono memastikan hilangnya kapal yang mengangkut nikel dengan 27 awak tersebut karena tenggelam dan disebabkan oleh sejumlah faktor.

“Proses pemuatan tambang sampai ke kapal yang saat itu dalam keadaan hujan menyebabkan kandungan air di luar batas aman sehingga nikel atau muatan berubah seperti benda cair dan menyebabkan tenggelam,” kata Soerjanto dalam konferensi video, Jumat (5/2).

Baca Juga

Soerjanto memohon maaf hasil investigasi yang dilakukan cukup lama untuk diselesaikan. Dia mengakui, KNKT juga menemukan sejumlah kendala dalam melakukan investigasi kecelakaan kapal tersebut. “Karena untuk survei di bawah air kami melakukan beberapa koordinasi dan ada masalah pendanaan anggaran dari APBN dan ketersediaan alat serta kapal dan cuaca,” jelas Soerjanto.

Soerjanto menjelaskan, dari hasil analisis kerusakan lifeboat, data AIS, adanya signal EPIRB, hasil survei bawah air, keadaan laut yang cukup bergelombang, dan khususnya data keadaan kadar air dari muatan nickel ore melebihi batas kadar air yang diizinkan dalam pengangkutan. Selain itu juga terjadinya hujan saat pemuatan, maka dapat disimpulkan bahwa muatan Nur Alya mengalami likuifaksi.

“Nilai lengan penegak negatif dengan momen likuifaksi yang besar, berakibat kapal secara spontan terbalik dalam periode yang sangat singkat. Kapal kehilangan stabilitas akibat terjadinya free surface dari muatannya. Selanjutnya kapal terbalik dan tenggelam,” jelas Soerjanto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement