Selasa 02 Feb 2021 14:55 WIB

KNKT Kirim Komponen Sriwijaya Air SJ182 ke AS dan Inggris

Sebanyak lima komponen pesawat SJ128 dikirim ke AS dan Inggris untuk diperiksa.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Petugas dari KNKT melihat puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hasil dari operasi pencarian di Dermaga JICT II, Tanjung Priok Jakarta, Kamis (21/1). Operasi pencarian Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 resmi dihentikan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas dari KNKT melihat puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hasil dari operasi pencarian di Dermaga JICT II, Tanjung Priok Jakarta, Kamis (21/1). Operasi pencarian Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 resmi dihentikan. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengirimkan komponen pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC ke Amerika Serikat (AS) Pesawat dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak tersebut jatuh di Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 dan menewaskan 62 orang.

“Jika kita hanya memiliki FDR yang kita punya, kita tidak tahu kenapa parameternya (autothrottle) berubah dan apa alasannya. Kami membutuhkan konfirmasi dari komponen yang kami kirim ke AS dan Inggris serta CVR,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dikutip dari Reuters, Selasa (2/1).

Baca Juga

Soerjanto mengatakan sebanyak lima komponen dari pesawat tersebut dikirim ke AS dan Inggris untuk diperiksa. Termasuk juga autothrottle yang mengontrol tenaga mesin secara otomatis.

Dia menuturkan, komponen tersebut dikirim untuk diperiksa agar membantu investigasi yang tengah dilakukan. Khususnya untuk mengetahui penyebab parameter autothrottle berubah.

Saat ini, KNKT baru memiliki flight data recorder (FDR) yang sudah ditemukan saat operasi SAR dilakukan oleh Basarnas dan tim gabungan. Saat ini, KNKT dan tim gabungan masih mencari satu bagian dari kotak hitam lagi yakni memori cockpit voice recorder (CVR) yang menurut Soerjanto dapat membantu menjelaskan faktor manusia di balik kecelakaan tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement