Selasa 02 Feb 2021 19:15 WIB

PLN: Kendaraan Listrik tak Jalan Jika di Hulu tak Ekonomis

Pengembangan kendaraan listrik di Indonesia perlu sinergi dari hulu sampai hilir.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Mobil Listrik
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Mobil Listrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menilai dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia perlu adanya sinergi dari hulu sampai hilir. Agar Indonesia bisa mandiri energi dalam sektor kendaraan listrik perlu adanya efisiensi kerja.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan saat ini PLN, Pertamina dan MIND ID bekerjasama untuk bisa membuat industri kendaraan listrik sehingga Indonesia bisa mandiri dalam energi. Namun, ia melihat program ini bisa sukses apabila di sektor hulu yaitu pemasok bahan baku baterai dan pengoperasian pabrik baterai bisa ekonomis.

Baca Juga

"Kesuksesan program kendaraan listrik ini tidak bisa kemudian hanya dititik beratkan di sektor hilir. Adanya harga yang kompetitif, kinerja yang efisien di hulu bisa mendorong pengembangan kendaraan listrik di sektor hilir," ujar Zul dalam konferensi pers, Selasa (2/2).

Zul menjelaskan PLN selaku motor penggerak di sektor hilir sudah siap dalam mendukung masifnya kendaraan listrik. PLN kata Zul, punya kapasitas pembangkit listrik yang besar sehingga menjamin pasokan listrik untuk program ini.

"Kita punya program 35 GW. Kita juga sedang memperbanyak charging station. Tapi kalau di hulu baterainya mahal dan bahan bakunya tidak dikelola dengan baik, maka tidak terjadi kompetitifness," ujar Zul.

Zul juga tidak menampik untuk bisa mensukseskan program ini, PLN selaku leading sektor di hilir melakukan berbagai upaya kerjasama dengan investor asing dan investor yang punya teknologi agar infrastruktur listrik bisa tersedia.

"Kami di hilir juga terus melakukan negosiasi dengan investor yang bisa dibilang, mereka juga tidak rela begitu saja berbagi teknologi dengan kami. Maka tugas kami, untuk melakukan nego di hilir agar program ini bisa jalan," ujar Zul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement