Selasa 02 Feb 2021 09:09 WIB

Genose Hanya Alat Screening Bukan Diagnosis

Hasil positif dari alat Genose harus dibuktikan dengan PCR test.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ratna Puspita
Alat deketsi covid-19 bernama GeNose C19.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Alat deketsi covid-19 bernama GeNose C19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gadjah Mada Electric Nose Covid-19 atau Genose C19 akan diterapkan di Stasiun Pasar Senen dan Tugu Yogyakarta mulai 5 Februari 2021. Peneliti Genose dr Dian K Nurputra menegaskan, alat Genose hanya untuk screening

"Posisinya masih screening jadi dia secara cepat menemukan terduga positif dan nanti masih harus melakukan PCR test (untuk memastikan positif Covid-19)," kata Dian dalam diskusi virtual melalui Instagram Live Kemenhub, Senin (1/1). 

Baca Juga

Kendati demikian, Dian mengungkapkan alat Genose bisa saja dapat berkembang setelah banyak digunakan. Jika terus dilatih, lanjut Dian, akan mendapatkan banyak data dan memungkinkan nantinya dapat menjadi alat diagnosis. 

Epidemiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada dr Riris Andono Ahmad menuturkan, saat ini terdapat sejumlah alat yang dapat digunakan untuk mengetahui terduga Covid-19 dan mendiagnosisnya. Riris menuturkan, semua alat tersebut termasuk Genose, memiliki kekurangan dan kelebihan. 

"Genose ada kekurangan dan ada kelebihan. Yang penting kita bisa memanfaatkan kelebihannya pada situasi di mana Genose bisa digunakan dan memberikan dampak lebih baik," jelas Riris. 

Riris menjelaskan, Genose sama seperti dengan tes radiologi dan rontgen. Rontgen dapat memberikan gambaran visual dan Genose dapat memberikan dari gambaran bau embusan napas. 

Hanya, Riris menegaskan, Genose hanya berfungsi sebagai screening bukan diagnosis. "Rontgen bisa digunakan screening tapi bisa digunakan untuk diagnosis bagi pakar tulang misalnya. Tapi Genose hanya bisa sebagai screening untuk memastikan apakah positif Covid-19 harus dilakukan pemeriksaan selanjutnya," kata Riris. 

Jika Genose digunakan untuk screening di stasiun kereta, Riris menilai untuk kepentingan KAI dalam mengamankan perjalanan selama menggunakan transportasi dapat dimaksimalkan. Sebab, dengan hasil positif dari alat Genose meskipun harus dibuktikan dengan PCR test, penumpang tetap tidak boleh naik kereta api. 

"Alat ini sebenarnya menjadi sesuatu yang relatif tepat dalam mengamankan koridor perjalanan," ujar Riris. 

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, terdapat sejumlah syarat yang perlu diketahui bagi calon penumpang kereta api (KA) jarak jauh sebelum melakukan tes Genose. Syarat tersebut akan membuat hasil tes jauh lebih akurat. 

"Untuk melakukan pemeriksaan GeNose C19, calon penumpang harus dalam kondisi sehat, telah memiliki tiket, serta dilarang merokok, makan, minum (kecuali air putih), selama 30 menit sebelum pemeriksaan sampel napas,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus.

photo
GeNose - (republika/mgrol100)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement