Senin 01 Feb 2021 03:04 WIB

Pemimpin Tigray Buka Suara, Minta Selidiki Genosida Ethiopia

Pemimpin Tigray sempat bungkam selama tiga bulan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu.
Foto: AP/Ethiopian News Agency
Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu.

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Pemimpin Tigray yang menjadi buronan pemerintah Ethiopia berbicara untuk pertama kalinya setelah bungkam selama tiga bulan. Ia meminta masyarakat internasional menyelidiki tuduhan 'genosida' dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya yang dilakukan tentara Ethiopia dan Eritrea.

Rekaman suara yang disebut milik Debretsion Gebremichael itu belum dapat diverifikasi. Media yang berhubungan dengan pemerintah daerah Tigray, Dimtsi Weyane merilis rekaman suara itu pada Sabtu (30/1) malam. Gebremichael melarikan diri setelah perang antara pasukan Ethiopia dan pasukan Tigray pecah pada bulan November lalu.

Baca Juga

Namun, pernyataannya menyinggung tentang pembunuhan pemimpin Tigray baru-bau ini. "Banyak yang telah berkorban dan banyak yang terus melanjutkan pengorbanan luar biasa," kata Gebremichael dalam rekaman tersebut.

Ia mendesak warga Tigra yang 'melanjutkan perjuangan' dan bersumpah akan melakukan pembalasan yang setimpal bagi mereka 'yang berupaya sekuat tenaga untuk menghancurkan eksistensi dan identitas kita'. Dalam pernyataannya ia juga menuduh pasukan Ethiopia melakukan pembunuhan, pemerkosaan dan sengaja menimbulkan kelaparan.

"Mereka membawa semua yang dapat mereka bawa dan membakar sisanya," kata Gebremichael.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement