Jumat 29 Jan 2021 20:57 WIB

Wakil Katib NU DKI: Nahdliyin tak Usah Pedulikan Abu Janda

Wakil Katib Syuriah NU DKI mengingatkan Nahdliyin tak usah pedulikan Abu Janda

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Katib Syuriah NU DKI mengingatkan Nahdliyin tak usah pedulikan Abu Janda. Permadi Arya alias Abu Janda.
Foto: Republika/Febryan.A
Wakil Katib Syuriah NU DKI mengingatkan Nahdliyin tak usah pedulikan Abu Janda. Permadi Arya alias Abu Janda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, KH Taufik Damas, ikut menanggapi polemik cuitan Abu Janda alias Permadi Arya yang dianggap menyinggung umat Islam. 

Kiai Taufik mengatakan, cuitan Abu Janda bahwa 'Islam itu agama arogan' menuai banyak kecaman. Sudah ada yang melaporkan ke kepolisian. Ada segelintir orang yang menganggap Abu Janda adalah bagian dari warga Nahdlatul Ulama (NU).  

Baca Juga

"Bagi saya sebagai orang NU, warga NU tidak perlu peduli pada Abu Janda ini, dia mau bertingkah apa, mau ngomong apa, ya urusan dia," kata Kiai Taufik melalui pesan singkat kepada Republika.co.id, Jumat (29/1).

Dia menegaskan, kalau sekarang Abu Janda dilaporkan orang karena omongannya, maka itu urusannya si Abu Janda. Artinya tidak ada urusannya atau keterkaitannya dengan NU dan warga NU sama sekali.

Kiai Taufik mengingatkan semua pihak, jika tidak suka atau jengkel terhadap kelakuan sebagian orang, ungkapkan saja secara khusus. Jangan melakukan generalisasi suku, agama, ras atau golongan.

Dia menyatakan generalisasi atas alasan apapun adalah sesat "Karena orang baik ada di mana-mana, sebagaimana orang biadab pun ada di mana-mana," ujarnya. 

Abu Janda kembali membuat heboh dunia maya.  Dalam akun media sosial twitternya Abu Janda mencuitkan bahwa agama Islam adalah agama yang arogan di Indonesia. Ia mengatakan Islam sebagai agama pendatang dari Arab. Berikut cuitan Abu Janda dalam akun @permadiaktivis1  

"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam, sebagai agama pendatang dari Arab, kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampe kebaya diharamkan dengan alasan aurat." 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement