Kamis 28 Jan 2021 06:35 WIB

Gubernur DIY Belum Mengizinkan Sekolah Tatap Muka

Sekolah secara tatap muka masih berisiko tinggi terjadi penularan Covid-19.

Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Foto: Antara
Sri Sultan Hamengkubuwono X.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X belum mengizinkan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah secara tatap muka karena masih berisiko tinggi terjadi penularan Covid-19.

"Kalau terus masuk (tatap muka, Red) ya belum," katanya di Kompleks Kepatihan di Yogyakarta, Rabu (27/1). 

Baca Juga

Menurut Sultan, meski sekolah belum diizinkan menggelar pembelajaran secara tatap muka, selama ini siswa yang mengalami kesulitan diberi kesempatan mengonsultasikan materi pelajaran dengan guru di sekolah. Dengan dukungan teknologi informasi (TI) yang rata-rata dimiliki para siswa diharapkan proses konsultasi itu tidak terlalu lama atau maksimal satu jam.

Namun, dengan kondisi kasus Covid-19 yang tinggi, berbagai kegiatan siswa saat ini masih diwajibkan menggunakan sarana daring. "Ya nanti kita cobalah. Selama kondisi (kasus penularan Covid-19, Red) meningkat begini anak-anak risikonya terlalu besar," kata dia.

Menurut Sultan, apabila nantinya sekolah telah diperkenankan kembali membuka pembelajaran tatap muka, konsep pembelajarannya dimungkinkan akan berubah. "Saya kira rata-rata kan sudah menggunakan IT. Fungsi guru kan sekarang sebagai pendamping murid. Saya kira kalau kebijakan mungkin akan berubah, tapi saya belum bisa menjelaskan karena detailnya baru disusun," kata dia.

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY sebelumnya telah menunjuk 10 sekolah di lima kabupaten/kota sebagai percontohan kesiapan uji coba pembelajaran tatap muka di masa pandemi. Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya menuturkan bahwa tindak lanjut uji coba pembelajaran tatap muka masih menunggu hasil evaluasi pengetatan secara terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) di daerah ini yang telah diperpanjang sampai 8 Februari 2021.

Secara prinsip, ia menegaskan bahwa kesehatan siswa tetap menjadi prioritas utama untuk dipertimbangkan termasuk perkembangan psikososial siswa dalam menghadapi pandemi.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement