Senin 18 Jan 2021 06:25 WIB

Pakar: Gempa Susulan Trennya Semakin Mengecil

Masyarakat di Sulbar diminta untuk tetap waspada, tetapi jangan panik.

Orang-orang melihat reruntuhan bangunan yang rata saat gempa di Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, Sabtu, 16 Januari 2021. Jalan dan jembatan yang rusak, pemadaman listrik dan kurangnya alat berat pada hari Sabtu menghambat penyelamat Indonesia setelah kuat dan dangkal gempa bumi mengakibatkan sejumlah orang tewas dan luka-luka di pulau Sulawesi.
Foto: AP Photo/Yusuf Wahil
Orang-orang melihat reruntuhan bangunan yang rata saat gempa di Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, Sabtu, 16 Januari 2021. Jalan dan jembatan yang rusak, pemadaman listrik dan kurangnya alat berat pada hari Sabtu menghambat penyelamat Indonesia setelah kuat dan dangkal gempa bumi mengakibatkan sejumlah orang tewas dan luka-luka di pulau Sulawesi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pakar geologi kebencanaan dari Universitas Hasanuddin Prof Dr Eng Ir Adi Maulana, ST, MPhil mengatakan gempa susulan mempunyai tren semakin lama semakin kecil. Adi mengatakan, gempa susulan atau aftershock adalah gempa yang terjadi setelah gempa utama (gempa yang paling besar) yang untuk kasus diMajene dan Mamuju, Sulawesi Barat bermagnitudo 6,2.

Hal itu dikemukakan Adi menanggapi kekhawatiran dan isu yang menyebut gempa susulan di Sulbaritu akan lebih besar dan berpotensi tsunami. Menurut dia, jika melihat sejarah gempa di daerah itu, pernah terjadi gempa besar pada 1967 dan 1969 dengan magnitudo 6,9.

Baca Juga

"Gempa yang lalu yang 6,2, sehingga diperkirakan masih ada energi gempa yang belum rilis," katanya, Ahad (17/1).

Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, tetapi jangan panik. Dia menyarankan masyarakat untuk menghindari gedung-gedung atau bangunan yang sudah runtuh, agar tidak tertimpa pada saat terjadi gempa susulan.

"Selain itu, juga harus menghindari daerah pantai, karena kalau gempa susulan terjadi berfokus di laut, maka bisa terjadi tsunami," katanya, sembari mengingatkan bahwakalau gempa susulan terjadi, maka akan menyebabkan runtuhan di Selat Makassar, seperti yg terjadi di Palu.

Selain itu, lanjut Adi, perlu juga dihindari lereng-lereng yang terjal, karena biasanya gempa susulan menyebabkan terjadinya tanah longsor.

Adanya banyak kemungkinan gempa susulan, menurut dia, itu sangat tergantung dari besar magnitudo gempa dan juga kondisi geologi sekitarnya. Jadi, semakin besar magnitudonya maka aftershock biasanya akan banyak, semakin kompleks kondisi geologinya (jenis batuan dasar, struktur geologi) juga sangat berpengaruh.

"Yang jelas, masyarakat Sulbar, utamanya Majene dan Mamuju harus tetap waspada, tetapi tidak perlu panik dan meninggalkan Kota Mamuju," ujarnya.

Dia berharap, kasus di Sulbaritu energi gempanya sudah terlepas semua, dan kalaupun ada gempa susulan itu tentu lebih kecil. Untuk saat ini, lanjut dia, yang terpenting adalah keselamatan jiwa dulu dengan tetap waspada, sehingga bisa mengurangi risiko.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement