Kamis 14 Jan 2021 06:56 WIB

Apa Risiko Kalau Masyarakat Menolak Divaksin?

Indonesia telah memulai program vaksinasi massal Covid-19 pada Rabu (13/1).

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjalani suntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac sebagai tanda dimulainya program vaksinasi massal, Rabu (13/1).
Foto: @jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjalani suntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac sebagai tanda dimulainya program vaksinasi massal, Rabu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) dr Sally Aman Nasution SpPD KKV FINASIM FACP mengimbau masyarakat untuk mau divaksin Covid-19. Sebab, jika masyarakat tak divaksin, pandemi tak akan selesai karena virus masih bisa menginfeksi masyarakat.

“Sebetulnya, akan jadi masalah kalau orang tidak ingin divaksin, kalau dilihat dari kesehatan masyarakat. Karena ini pandemi," ungkap Sally kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Baca Juga

Sally mengatakan, pada kondisi pandemi yang sudah berlangsung lama yang dibutuhkan adalah imunitas masyarakat (herd immunity). Virus tidak bisa menginfeksi lagi kalau masyarakat sudah memiliki imunitas.

Imunitas masyarakat, menurut Sally, bisa jadi baru bisa didapatkan setelah jangka waktu yang lama jika terjadi secara alami. Apalagi, syarat untuk mengalahkan virus adalah 70 persen penduduk terinfeksi penyakit untuk menciptakan imunitas secara alami.

photo
Sejumlah orang tidak bisa menerima vaksin Covid-19 produk Sinovac. - (Republika)

Sally menyebut, tak mungkin untuk mengorbankan sebanyak 70 persen penduduk terinfeksi penyakit pandemi. Terlebih, saat ini, sudah banyak tenaga kesehatan yang berguguran saat pemerintah berupaya terus mengendalikan pandemi ini.

“Vaksin itu secara pasif memberikan imunitas. Oleh karena itu, orang yang divaksin harus banyak. Harus mencapai 70 persen hingga 80 persen supaya imunitas secara massal bisa terbentuk," ungkap Sally yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan kardiovaskular ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement