Senin 28 Dec 2020 15:21 WIB

Penembakan Laskar FPI, Komnas HAM Sudah Periksa 30 Polisi 

Sedikitnya ada tujuh nama yang diidentifikasi sebagai penembak anggota FPI.

Rep: Bambang Noroyono / Red: Ratna Puspita
Komisioner Komnas HAM Amiruddin (tengah) bersama Choirul Anam (kiri) dan Beka Ulung Hapsara menunjukkan barang bukti hasil penyelidikan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (28/12). Konferensi pers tersebut membahas perkembangan penyelidikan dan temuan barang bukti di lapangan oleh Komnas HAM pada peristiwa tewasnya 6 laskar FPI di kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Komisioner Komnas HAM Amiruddin (tengah) bersama Choirul Anam (kiri) dan Beka Ulung Hapsara menunjukkan barang bukti hasil penyelidikan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (28/12). Konferensi pers tersebut membahas perkembangan penyelidikan dan temuan barang bukti di lapangan oleh Komnas HAM pada peristiwa tewasnya 6 laskar FPI di kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sudah memeriksa sebanyak 30-an anggota kepolisian terkait tewasnya enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI). Dari puluhan anggota kepolisian tersebut, beberapa di antaranya merupakan eksekutor dalam peristiwa di jalan tol Japek Km 50.

“Anggota kepolisian banyak kita periksa. Dari tim Bareskrim, Polda Metro Jaya. Kami berterimakasih atas keterbukaan dari kepolisian,” kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/12).

Baca Juga

Beka menerangkan, anggota kepolisian yang diminta keterangan tersebut, adalah para petugas yang berdinas pada Senin (7/12) malam nahas tersebut. “Kita juga sudah memeriksa, anggota FPI, dan keluarga korban, juga dari Jasa Marga,” kata Beka.

Ketua Tim Penyelidikan Komnas HAM Mohamad Choirul Anam mengatakan, dari anggota kepolisian yang diperiksa, sedikitnya ada tujuh nama yang diidentifikasi sebagai pelaku penembakan. “Dari tujuh, enamnya kita sudah kita periksa, dan kita minta keterangan langsung. Yang satu sakit. Mereka ini yang ikut rekonstruksi (versi kepolisian). Dari pengakuan mereka, eksekutor,” kata Anam.

Namun, Anam menolak membeberkan nama dari para anggota kepolisian yang mengaku sebagai pelaku penembakan tersebut. Sebab, menurut dia, tim penyelidikan masih melakukan pendalaman dan verifikasi silang untuk memastikan rangkaian peristiwa, pelaku, serta para terlibat dalam insiden penembakan tersebut.

“Apapun yang terkait substansi, dan kesimpulan, kita belum umumkan, tetapi ini, kita sudah 90 persen untuk kesimpulan,” terang dia.

Anam mengatakan, tim penyelidikan Komnas HAM sebetulnya juga menemukan fakta lain dalam observasi di lokasi kejadian. Yakni, adanya satuan bersenjata lain yang ada di titik-titik dekat lokasi kejadian saat malam penembakan.

Satuan bersenjata lain tersebut, yaitu para regu pengamanan pengawalan vaksin Covid-19. “Kita sudah konfirmasi dan meminta keterangan terkait itu. Itu (regu bersenjata lain) memang ada. Kita sudah meminta keterangan, dan itu tidak ada kaitannya (dengan penembakan),” ujar Anam.

Dia mengatakan, satuan bersenjata lain tersebut memang tersebar di beberapa titik tol Jakarta-Cikampek untuk pengamanan jalur vaksin Covid-19 menuju Bandung, Jawa Barat (Jabar), Senin (7/12) dini hari. “Bahwa, itu (pasukan lain) memang disebar untuk (pengamanan) vaksin. Jadi bukan hanya di kilometer 50. Memang ada pengawalan (vaksin) Covid,” kata Anam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement