Jumat 25 Dec 2020 15:38 WIB

30 Persen Wisatawan Batalkan Reservasi Hotel di Malang

30 persen wisatawan batalkan reservasi hotel di Malang saat libur Nataru.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bayu Hermawan
Penumpang pesawat udara menunggu hasil pemeriksaan tes cepat antigen (rapid test antigen) (ilustrASI)
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Penumpang pesawat udara menunggu hasil pemeriksaan tes cepat antigen (rapid test antigen) (ilustrASI)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekitar 30 persen wisatawan telah membatalkan reservasi di 70 hotel Kota Malang. Pembatalan ini terjadi karena adanya penerapan aturan pemerintah terkait libur akhir tahun.

"Intinya itu banyak tamu yang membatalkan rencana kunjungan dan berwisata ke Kota Malang karena bukan hanya kebijakan kota di Malang tapi juga hampir nasional ya. Karena di samping itu penutupan tempat wisata dan sebagainya berpengaruh, tapi memang dalam rangka mengatasi pandemi ini," kata Ketua PHRI Kota Malang Agoes Basuki kepada Republika.co.id, Jumat (25/12).

Baca Juga

Menurut Agoes, pembatalan reservasi tidak memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan hotel. Pasalnya, tingkat okupansi hotel untuk sementara sudah mencapai 40 persen. Adapun rata-rata target okupansi hotel di Kota Malang selama libur akhir tahun sekitar 50 sampai 60 persen.

Capaian okupansi sekitar 40 persen sudah cukup mengobati bisnis hotel di Kota Malang. PHRI optimis target yang diharapkan dapat tercapai apalagi kesadaran wisatawan sudah cukup baik. Mereka bersedia menunjukkan hasil uji cepat (Rapid Test) sebagai persyaratan sesuai aturan berlaku. 

"Jadi tidak ada masalah, memang harus mematuhi (aturan). Kalau enggak itu, ya enggak turun-turun (kasus Covid-19)," jelasnya.

Agoes berharap pandemi Covid-19 di dunia termasuk Indonesia segera berlalu. Dengan demikian, bisnis perekonomian di Indonesia dapat berjalan normal kembali. Selain itu, kesehatan masyarakat juga dapat terjaga dengan baik nantinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement