Rabu 23 Dec 2020 13:00 WIB

Makna Hubungan Paus dan Imam Besar Al-Azhar

Hubungan Imam Besar Al-Azhar dan Paus mencerminkan hubungan kemanusiaan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Paus Francis berpelukan dengan Imam Besar Masjid Al Azhar, Kairo Syeikh Ahmed al-Tayeb, Senin, 23 Mei 2016.
Foto: Osservatore Romano / Reuters
Paus Francis berpelukan dengan Imam Besar Masjid Al Azhar, Kairo Syeikh Ahmed al-Tayeb, Senin, 23 Mei 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan dengan suara bulat bahwa 4 Februari diperingati setiap tahun sebagai Hari Persaudaraan Manusia Internasional, yang dimulai pada 2021. 

Adapun pada 4 Februari 2019 lalu, Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayeb, menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia bersejarah di Abu Dhabi. Resolusi Majelis Umum secara khusus mengacu pada peristiwa penting dalam hubungan Kristen-Muslim sebagai inspirasi untuk tanggal tersebut.

Baca Juga

"Hari ini menandai pencapaian bersejarah yang luar biasa dalam sejarah umat manusia," kata Hakim Mohamed Mahmoud Abdel Salam, dilansir dari laman America Magazine pada Rabu (23/12).

Salam merupakan sekretaris jenderal Komite Tinggi Persaudaraan Manusia, kelompok yang mempelopori inisiatif ini. Hakim juga membuat sejarah pada Oktober 2020 ketika ia menjadi Muslim pertama yang menyajikan ensiklik kepausan, Fratelli Tutti, di Vatikan.

"Ini menandakan pengakuan internasional atas upaya bersama Imam Besar Al Azhar dan Paus Francis dalam membina dialog antaragama dan antar budaya," kata Salam.

Dia mengatakan, anggota komite bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Desember 2019, dan hakim memberinya surat yang berisi proposal untuk hari yang diakui secara internasional. Tetapi karena komite tidak dapat mempresentasikan proposal kepada majelis, maka komite meminta Uni Emirat Arab (UEA) untuk mempresentasikannya dan mengkoordinasikan upayanya guna mendapatkan dukungan dari negara-negara anggota PBB.

Permintaan untuk mendeklarasikan hari internasional ini disampaikan kepada Sidang Umum pada 21 Desember oleh UEA atas nama 34 negara, termasuk Bahrain, Mesir, dan Arab Saudi.

Duta besar dan perwakilan tetap U.A.E. kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, Lana Nusseibeh, mengatakan kepada Majelis Umum PBB, bahwa komunitas internasional sangat prihatin bahwa dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan dramatis dalam kekerasan, ujaran kebencian, xenofobia, kefanatikan agama dan bentuk diskriminasi lainnya.

"Dalam menghadapi ancaman transnasional seperti itu .. kita perlu mendukung inisiatif yang mendorong solidaritas dan persatuan di antara orang-orang dalam semangat persaudaraan manusia," kata Nusseibeh.

Dia menggarisbawahi pentingnya dialog antaragama dan bahwa resolusi yang disetujui oleh Sidang Umum PBB mengakui kontribusi berharga dari orang-orang dari semua agama dan kepercayaan kepada kemanusiaan. Ini juga menekankan peran penting pendidikan dalam mempromosikan toleransi dan menghapus diskriminasi berdasarkan agama atau kepercayaan.

Resolusi tersebut mendapat dukungan dari 27 negara anggota Uni Eropa serta Amerika Serikat (AS) dan disetujui dengan suara bulat.

Di samping itu, Salam menekankan pentingnya persahabatan pribadi yang telah berkembang selama bertahun-tahun antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar untuk hubungan baik antara Muslim dan Kristen dalam perdamaian di dunia. Dia menarik perhatian pada fakta bahwa para pemimpin telah berbicara bersama melalui telepon selama lebih dari 20 menit pada 19 November, dan keesokan harinya menegaskan kembali di Twitter dukungan mereka untuk persaudaraan manusia.

Dia mengatakan, persetujuan Hari Persaudaraan Manusia Internasional oleh PBB merupakan hasil penting dari persahabatan itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement