Rabu 09 Dec 2020 20:15 WIB

Venesia Kembali Terendam Banjir

Pertokoan di Venesia terendam banjir.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Venesia Kembali Terendam Banjir. Bencana banjir menerjang kota wisata Venesia di Italia.
Foto: AP/Luigi Costantini
Venesia Kembali Terendam Banjir. Bencana banjir menerjang kota wisata Venesia di Italia.

REPUBLIKA.CO.ID, VENESIA -- Gelombang tinggi membanjiri Lapangan Santo Markus di Venesia, Italia, Selasa (8/12). Kondisi ini terjadi akibat dorongan angin lebih dari yang diperkirakan dan sistem eksperimental penghalang tiup tidak diaktifkan untuk mencegah air memasuki kota.

Sistem ini yang masih dalam tahap percobaan baru diaktifkan ketika air pasang diperkirakan mencapai setidaknya 1,3 meter. Gelombang diperkirakan mencapai 1,25 meter justru terus menanjak, hingga ketinggian 1,38 meter, menjelang sore hari.

Baca Juga

Beberapa toko kebanjiran dan warga Venesia bergegas mendirikan jalan setapak yang ditinggikan. Kerusakan toko-toko dan bisnis lainnya akan menambah penderitaan yang sudah sangat dirasakan dalam perekonomian kota akibat wisata yang sebagian besar tersapu oleh pandemi.

"Sayangnya, cuaca lebih merdeka dari kami. Dia melakukan apa yang diinginkannya," kata Wali Kota Venesia Luigi Brugnaro, mengacu pada angin yang lebih kuat dari perkiraan yang bertiup melintasi Laut Adriatik dari garis pantai Kroasia.

Sistem penghalang bergerak yang baru dirancang untuk melindungi kota dari pasang surut setinggi tiga meter. Namun, gelombang 1,20 meter diperkirakan terjadi dan para pekerja tiba untuk bersiap untuk mengaktifkan sistem penghalang beberapa jam sebelumnya.

photo
Warga membersihkan tokonya yang terendam banjir di Venesia, Italia. - (Andrea Merola/Antara)

 

“Kami bekerja mengaktifkan Moses malam ini mengingat prediksi puncak untuk besok (Rabu),” kata Brugnaro menyatakan penghalang kemungkinan akan diaktifkan segera setelah tengah malam.

Pada Juli, Venesia berhasil melakukan uji coba sistem antibanjir yang ambisius. Sistem ini terdiri dari 78 penghalang yang dapat digelembungkan saat dibutuhkan untuk naik dari laut seperti semacam tanggul sesuai permintaan. Sistem ini dinamai Moses yang merujuk pada tokoh di Alkitab dalam catatan Perjanjian Lama yang dapat membelah perairan Laut Merah.

Memperhatikan sistem tersebut masih dalam tahap percobaan, Brugnaro mengatakan, diperlukan protokol yang lebih cepat untuk mengaktifkannya mengingat banjir Selasa. Lebih dari setahun yang lalu, Venesia mengalami banjir terparah dalam lebih dari 50 tahun ketika air mencapai 1,87 meter, sistem ini diharapkan dapat membantu untuk mencegah peristiwa itu terulang kembali.

https://apnews.com/article/international-news-floods-tides-92b6ec9b969a86acd13eb1764de2f25f

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement