Kamis 19 Nov 2020 18:28 WIB

'Merdeka Belajar Tindak Lanjut Misi Besar Indonesia'

Kemendikbud mengatakan misi besar Indonesia, yakni menjadi negara maju pada 2045.

Kampus Merdeka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan suatu tindak lanjut dari misi besar Indonesia, yakni menjadi negara maju pada 2045.
Foto: ilustrasi
Kampus Merdeka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan suatu tindak lanjut dari misi besar Indonesia, yakni menjadi negara maju pada 2045.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan suatu tindak lanjut dari misi besar Indonesia. Misi besar Indonesia, yakni menjadi negara maju pada 2045.

“Sebelum 2045, pada 2030 studi mengatakan bahwa indonesia akan membutuhkan 113 juta tenaga kerja terdidik dan ahli, juga terampil. Ahli dan terampil hanya bisa dihasilkan dari pendidikan, sedangkan terampil hanya bisa didapat dari kombinasi akademik dan praktisi. Inilah yang dibutuhkan, komposisi inilah yang harus dilengkapi, "ujar Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud Sofwan Effendi di Jakarta, Kamis (19/11).

Baca Juga

Dia mengatakan para dosen, mahasiswa dan insan pendidikan lainnya memegang peran penting dalam komposisi SDM di 2045. Karena itu, perlu dibarengi dengan peningkatan mutu pendidikan tinggi.

Sofwan pun menegaskan Ditjen Dikti sangat mendorong peningkatan pengelolaan program studi yang unggul. Sebab, hal tersebut diyakini dapat menghasilkan lulusan dan dosen yang baik.

“Untuk itu dibutuhkan satu gebrakan baru, salah satunya dengan episode Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang telah ada enam episode. Jika dirunutkan keenam episode ini, maka inti dasar capaian pendidikannya, yaitu menjadikan insan pendidikan yang berakhlak mulia dan menunjukkan kredibilitas serta integritas diri, kemudian tertanamnya visi iptek dengan berpikir inovatif, dan menangkap sinyal pasar dengan menyiapkan lulusan yang sesuai kebutuhan pasar," kata dia.

Seluruh kegiatan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, menurutnya, memperluas pilihan kegiatan bagi mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Bagi dosen sendiri, terdapat dua keuntungan, yaitu memiliki kompetensi yang didapatkan di luar kampusnya dan mendapatkan kredit poin bagi peningkatan kariernya.

Sofwan mengatakan Direktorat Sumber Daya Ditjen Dikti dalam menunjang pengembangan sumber daya dosen dan tenaga kependidikan adalah dengan menawarkan karier, kompetensi, kualifikasi dan penentuan keilmuan serta pengabdian masyarakat. Selanjutnya, salah satu catatan utama untuk naik karier adalah karya ilmiah. 

Karena itu, karya ilmiah harus memiliki kaidah keilmuan dan direviu secara baik. "Ciri-ciri karya yang baik memiliki state of the art, research gap, novelty, conflict of interest, danfabrication, filsafication, plagiarism, authorship, multiple submission. Oleh karena itu publikasi yang berkualitas harus dilihat dari dua sisi, yaitu jurnalnya berkualitas dan tulisannya berkualitas. Dua panduan tersebut yang akan membawa karier dosen itu naik," ujar dia.

Sofwan berharap Indonesia bisa cepat keluar dari pandemi ini dan mempercepat laju pembangunannya melalui penguatan SDM di segala bidang, khususnya bagi perguruan tinggi. "Maksimalkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka agar kita bisa memanfaatkan seluruh pilihan-pilihan yang bisa diambil oleh para dosen dan mahasiswa di dalam mempercepat kompetensi dan kualifikasi," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement