Selasa 10 Nov 2020 10:16 WIB

Wali Kota Bekasi Sebut Sekolah Tatap Muka Bisa Digelar

Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Bekasi mencapai 93 persen.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Siswa menjalani pemeriksaan suhu tubuh saat akan memasuki ruang kelas untuk mengikuti belajar tatap muka pertama di SDN-1 Lhokseumawe, Aceh, Senin (9/11/2020). Berdasarkan surat pernyataan wali murid yang mengizinkan putra/putrinya untuk sekolah, Pemkot setempat membuka ujicoba sekolah tatap muka pertama untuk jenjang SD, SMP, SMA dengan jadwal sekolah satu kali dalam seminggu dan jumlah siswa terbatas yakni 15 siswa.
Foto: Antara/Rahmad
Siswa menjalani pemeriksaan suhu tubuh saat akan memasuki ruang kelas untuk mengikuti belajar tatap muka pertama di SDN-1 Lhokseumawe, Aceh, Senin (9/11/2020). Berdasarkan surat pernyataan wali murid yang mengizinkan putra/putrinya untuk sekolah, Pemkot setempat membuka ujicoba sekolah tatap muka pertama untuk jenjang SD, SMP, SMA dengan jadwal sekolah satu kali dalam seminggu dan jumlah siswa terbatas yakni 15 siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebut, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di wilayahnya mencapai 93 persen. Dengan angka tersebut, dia meyakini kalau pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan apabila trennya terus menurun.

“Dari 2,4 juta (penduduk) terus yang kena 7.000-an artinya cuma 0,03 persen. Tapi dari 0,03 persen yang kena itu, 93 persen sembuh. Kalau menurut bapak mah sekolah juga udah bisa dilakukan,” tutur Pepen, sapaan akrabnya, Senin (9/11).

Baca Juga

Politisi Partai Golkar ini mengatakan, pembukaan sekolah menjadi penting untuk dilakukan. Sebab, menurut dia, metode belajar jarak jauh yang dijalankan para pelajar beberapa bulan ini semakin tak efektif.

“Daripada kondisi daring bikin anak-anak malas dan tidak bergerak, jadi kalau dilihat dari kajian itu, kuantitatifnya tinggi 7.000. Tapi lihat jumlah penduduknya, angka itu besar kalau jumlah penduduk di kabupaten atau kota 100 ribu-200 ribu,” jelas dia.

Pepen menjelaskan, selain angka kesembuhan yang tinggi, jumlah kematian juga dapat ditekan. Hingga Senin (9/11), kematian akibat Covid-19 masih tetap pada angka 143 jiwa.

“Secara epidemiologisnya, reproduksinya juga rendah dong,” ucap dia.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Bekasi, saat ini jumlah kasus kumulatif mencapai 7.325 kasus, dengan angka kasus aktif sebanyak 443 kasus. Per Senin (9/11) angka terkonfirmasi kasus Covid-19 bertambah 67 kasus.

Sementara itu, jumlah kasus yang selesai atau sembuh per Senin (9/11) ada 6.739 kasus. Dari catatan yang dihimpun Republika.co.id, angka kenaikan kasus positif sejak pekan pertama November tercatat sebanyak 650 kasus.

Angka itu lebih rendah dibandingkan perkembangan kasus yang terjadi pada Senin (12/10) lalu. Saat itu, dalam kurun waktu satu pekan, angka kasusnya naik sebanyak 1.089 kasus. Per Senin (5/10), jumlah kasus kumulatif di Kota Bekasi mencapai 3.828. Kasus mengalami kenaikan kasus pada Kamis (8/10) menjadi 4.556 kasus.

Per Senin (12/10), angka kumulatif kasus Covid-19 telah mencapai 4.917 kasus. Artinya, dalam satu pekan kenaikan kasus mencapai 1.089 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement