Senin 09 Nov 2020 08:17 WIB

Sekolah Tatap Muka di Yogya Direncanakan 1,5 Jam Sepekan

Tatap muka hanya untuk pembelajaran yang sulit untuk dilakukan secara daring.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Murid kelas 8 mengikuti pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Gantiwarno, Klaten. ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Murid kelas 8 mengikuti pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Gantiwarno, Klaten. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sedang menyiapkan kebijakan terkait dimulainya sekolah secara tatap muka dengan terbatas. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan interaksi sosial anak didik yang hilang akibat pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori mengatakan, kurangnya interaksi sosial anak didik selama pandemi mempengaruhi banyak hal. Terutama keadaan psikologis anak karena selalu beraktivitas di rumah dan kurang interaksi dengan teman dan gurunya.

Baca Juga

"Bagaimana anak-anak bersosialisasi dengan masyarakat, lingkungan sekolah dan guru, ini yang hilang selama sembilan bulan ini. Kami sudah berpikir sampai di situ, bagaimana kita berupaya interaksi sosial anak pelan-pelan kembali pulih, kita sedang menginisiasi," kata Budi dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema 'Sekolah di Era Pandemi' yang digelar Republika.co.id, Sabtu (7/11).

Pihaknya berencana untuk memulai sekolah tatap muka dengan waktu yang sangat terbatas yaitu sekali dalam satu pekan. Waktu yang dihabiskan untuk tatap muka ini hanya dilakukan selama 1,5 jam.

Walaupun begitu, kata Budi, tidak semua kegiatan pembelajaran yang dapat melakukan pembelajaran tatap muka. Namun, tatap muka hanya untuk pembelajaran yang sulit untuk dilakukan secara daring.

"Memang target kami interaksi sosial ini bisa pulih. Masalah teknis materi pembelajaran itu ada yang bisa di jarak jauhkan, ada yang bisa di-online kan. Yang tidak bisa di-online kan misalnya anak kelas satu SD (sekolah dasar)," ujarnya.

Penerapan sekolah tatap muka ini nantinya akan dilakukan secara bertahap. Namun, belum dipastikan kapan akan diterapkan mengingat kasus baru yang terkonfirmasi positif masih terus bertambah di DIY, termasuk Kota Yogyakarta.

Untuk menunjang sekolah tatap muka ini, disusun kurikulum yang adaptif, sesuai dengan kondisi Covid-19. Kurikulum ini disusun bersama dengan kepala sekolah yang ada di Kota Yogyakarta.

Budi menuturkan, kurikulum adaptif ini sudah disosialisasikan ke sekolah-sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya, kapan sekolah tatap muka dengan terbatas ini dapat dilakukan.

"Secara bertahap pembelajaran dapat dilakukan secara efektif. Keselamatan seluruh warga sekolah harus menjadi prioritas utama. Kami berkoordinasi proses pembelajaran secara tatap muka sudah bisa atau belum. ini yang kami siapkan. Termasuk berupaya meningkatkan kompetensi guru untuk adaptif di kondisi saat ini," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement