Ahad 01 Nov 2020 05:34 WIB

KAI Daop 8 Layani 59.315 Penumpang Selama Libur Panjang

Puncak jumlah penumpang kereta api di wilayah Daop 8 terjadi hari ini.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nidia Zuraya
Penumpang antre masuk ke gerbong ereta api di Stasiun Gubeng Surabaya, Jawa Timur (ilustrasi).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Penumpang antre masuk ke gerbong ereta api di Stasiun Gubeng Surabaya, Jawa Timur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jumlah penumpang yang naik di wilayah PT KAI Daop 8 Surabaya sebanyak 59.315 orang. Angka tersebut merupakan catatan total penumpang dari 28 sampai 31 Oktober 2020.

Sementara untuk jumlah penumpang yang turun di wilayah PT KAI Daop 8 mencapai 55.668 orang. Dengan tanggal tertinggi dalam jumlah penumpang yang naik maupun yang turun  terjadi pada 28 Oktober 2020.

Baca Juga

"Kita prediksi, puncak jumlah penumpang yang naik maupun turun di wilayah PT KAI Daop 8 Surabaya akan terjadi pada hari Minggu, 1 Nopember 2020,” kata Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto.

Jumlah penumpang di wilayah KAI Daop 8 Surabaya pada masa liburan panjang mengalami lonjakan tinggi. Rata-rata jumlah penumpang mencapai 16.919 orang per hari. Sementara total penumpang pada hari biasa di masa pandemi Covid-19 sekitar 10 ribu sampai 12 ribu per hari.

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, PT KAI Daop 8 Surabaya telah menambah empat perjalanan KA jarak jauh relasi. Penambahan perjalanan ini hanya dikhususkan dioperasikan pada Ahad (1/11). Adapun relasi kereta tambahan tersebut antara lain KA Majapahit (Malang – Pasar Senen), KA Gajayana Fakultatif (Malang – Gambir), KA Mutiara Selatan (Surabaya Gubeng- Bandung dan Sembrani Tambahan (Surabaya Pasarturi - Gambir Jakarta).

Total sebanyak 26 KA jarak menengah/jauh dan 46 KA lokal dioperasikan di wilayah Daop 8 Surabaya. Puluhan perjalanan kereta ini hanya dilaksanakan selama masa liburan panjang. Titik keberangkatan awal kereta tersebut yaitu Stasiun Surabaya Gubeng  sebanyak 11 KA, Stasiun Pasar Turi sebanyak  delapan KA dan Stasiun Malang  sebanyak tujuh KA.

Suprapto berharap calon penumpang yang akan mengunakan layanan uji cepat (rapid test) di stasiun, agar melakukannya sekitar H-1 sebelum keberangkatan. Hal ini penting dilakukan demi kelancaran perjalanan para penumpang.

Dengan demikian, tidak terjadi keterlambatan yang bisa membuat penumpang tertinggal perjalanan KA akibat antrian tes cepat.

"Selain itu, kami mengimbau agar para penumpang selalu mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan, baik ketika berada di stasiun maupun di dalam kereta api," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement