Kamis 22 Oct 2020 20:56 WIB

Transaksi Hotel di Padang Anjlok Rp 174 M Akibat Pandemi

Pandemi Covid-19 dan PSBB memukul perputaran bisnis di Padang

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja menggoreng singkong untuk diolah menjadi keripik balado di Dapur Christine Hakim, Padang, Sumatera Barat, Jumat (16/10/2020). Usaha kripik balado yang merupakan oleh-oleh khas Kota Padang itu masih bertahan di tengah pandemi COVID-19, dengan mengurangi produksi hingga 60 persen dan memanfaatkan promosi dan penjualan secara daring.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Pekerja menggoreng singkong untuk diolah menjadi keripik balado di Dapur Christine Hakim, Padang, Sumatera Barat, Jumat (16/10/2020). Usaha kripik balado yang merupakan oleh-oleh khas Kota Padang itu masih bertahan di tengah pandemi COVID-19, dengan mengurangi produksi hingga 60 persen dan memanfaatkan promosi dan penjualan secara daring.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pengelola hotel dan restoran di Padang mengalami pengurangan transaksi hingga Rp174 miliar akibat dampak Covid-19. Data ini didasarkan pada catatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat.

"Akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar selama dua bulan lebih dan tidak adanya kunjungan wisatawan membuat transaksi hotel dan restoran mengalami penurunan," kata Kepala Bappeda Kota Padang Medi Iswandi di Padang, Kamis.

Baca Juga

Menurut dia pandemi tidak hanya berdampak bagi hotel dan restoran. Transaksi pedagang kaki lima di lokasi wisata juga berkurang hingga Rp 7 miliar. Penurunan tersebut juga berdampak bagi penerimaan pendapatan asli daerah kota Padang sebesar 25 persen atau Rp 250 miliar.

Tak hanya itu, transaksi harian di sembilan pasar di Padang juga berkurang hingga Rp 11 miliar per hari. Sebanyak 12 ribu UKM yang terdampak dengan pengurangan transaksi mencapai Rp 17,6 miliar mulai dari kuliner, ritel, jasa, hingga kerajinan.

Dari sisi pekerja, terdapat 5.413 orang yang dirumahkan dan ada 172 perusahaan yang terpaksa merumahkan karyawan. Menyikapi hal itu pada 2021 Pemerintah Kota Padang memiliki sejumlah tantangan dalam pelaksanaan pembangunan mulai dari ekonomi, kesehatan, hingga pengangguran dan kemiskinan.

"Rencana kerja Pemkot Padang 2021 fokus mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial," ujarnya.

Medi menyampaikan pemerintah kota akan membangun sentra Industri Kecil dan Menengah di kawasan Koto Tangah dengan alokasi anggaran sekitar Rp 27 miliar yang juga berfungsi sebagai inkubator bisnis. Sentra IKM tersebut akan menjadi tempat pemasaran terpadu dan tempat pelatihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement