Kamis 15 Oct 2020 11:03 WIB

20 Desa Terdampak Banjir Bandang Garut

Wilayah desa yang paling banyak terdampak berada di Kecamatan Pameungpeuk.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Puluhan warga di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, masih memilih untuk tetap mengungsi hingga Rabu (14/10). Para warga itu merupakan korban banjir bandang yang terjadi di wilayah selatan Kabupaten Garut pada Senin (12/10).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Puluhan warga di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, masih memilih untuk tetap mengungsi hingga Rabu (14/10). Para warga itu merupakan korban banjir bandang yang terjadi di wilayah selatan Kabupaten Garut pada Senin (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 20 desa di tiga kecamatan Kabupaten Garut terdampak banjir bandang yang terjadi pada Senin (12/10). Banjir akibat luapan sungai itu, surut sejak hari pertama kejadian tapi di wilayah terdampak masih menyisakan material lumpur. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, tiga kecamatan terdampak adalah Pameungpeuk, Cikalet, dan Cibalong. Wilayah desa paling banyak terdampak berada di Kecamatan Pameungpeuk.

Baca Juga

"Wilayah desa yang terdampak di Pameungpeuk antara lain Desa Mancagahar, Mandalakasih, Jatimulya, Pameungpeuk, Sinarbakti, Bojongkidul, Paas dan Bojong Kaler," kata dia melalui keterangan resmi, Kamis (15/10).

Ia menambahkan, desa-desa di wilayah Kecamatan Cikalet yang terdampak yakni Desa Pamalayan, Cikelet, Cigadog, Linggamanik, dan Pamalayan. Sementara di Kecamatan Cibalong, desa terdampak adalah Desa Karyamukti, Karyasari, Najaten, Mekarwangi, Mekarsari, Sagara, dan Mekarmukti.

Ia menyebutkan, hingga kemarin terdapat 238 kepala keluarga (KK) yang masih mengungsi. Sementara total warga terdampak sekitar 2.779 KK atau 9.177 jiwa.

Untuk kerusakan akibat banjir, Raditya mengatakan, berdasarkan hasil penilaian sementara terdapat 136 unit rumah rusak berat (RB), 197 unit rumah rusak sedang (RS), 613 rumah rusak ringan (RR), dan 2.180 sempat rumah terendam. Selain itu, kerusakan juga menimpa fasilitas publik yakni tempat ibadah RR 25 unit, fasilitas Kesehatan RR 10 unit, fasilitas pendidikan 12 unit, jembatan RB 18 unit. Kerusakan juga teridentifikasi pada ruas jalan di 12 titik dan TPT 9 titik.

Ia menambahkan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofiska (BMKG), pada 15-16 Oktober 2020,  Jawa Barat termasuk yang berpotensi hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang. Karena itu, ia mengimbau masyarakat di sana tetap waspada dan siap siaga.

"Garut termasuk wilayah dengan kategori kelas sedang hingga tinggi untuk bahaya banjir. Sekitar 30 kecamatan teridentifikasi pada kategori tersebut dengan jumlah potensi populasi terpapar mencapai 209.139 jiwa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement